Jakarta, FORTUNE - Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM memproyeksi nilai ekonomi digital Indonesia pada 2025 akan mencapai US$130 miliar. Angka ini bukan hanya mencerminkan potensi dalam negeri, tapi juga setara dengan 44 persen dari total perekonomian digital di Asia Tenggara.
Deputi Bidang Pengembangan Iklim dan Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi, Riyatno, mengatakan dengan potensi sangat besar tersebut, ekonomi digital dan data center kini menjadi salah satu sektor prioritas yang dapat mendorong investasi.
“Tentu ini potensi yang sangat besar. Karena itu kami mendorong kolaborasi triple helix yakni sinergi antara pemerintah, industri, dan juga akademisi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik,” kata Riyatno dalam acara Grab Business Forum 2025 yang dikutip dari keterangan tertulisnya, Selasa (11/5).
Dia menyatakan investasi menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia terbesar kedua yakni 29,15 persen pada tahun lalu, setelah konsumsi rumah tangga.
Namun, pertumbuhan ekonomi global tahun ini diperkirakan tidak akan melambat. Berdasarkan laporan World Economic Outlook April 2025 dari IMF, perekonomian dunia diprediksi hanya tumbuh 2,8 persen, turun dari proyeksi sebelumnya yang sebesar 3,3 persen. Ketidakpastian kebijakan dan meningkatnya tensi geopolitik global menjadi dua faktor utama pelemahan ini.
Indonesia pastinya turut terdampak. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal I-2025 mencapai 4,87 persen, sedikit lebih lambat dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu yang mencapai 5,11 persen.