Jakarta, FORTUNE - Startup adalah salah satu jenis perusahaan yang saat ini banyak berkembang di Indonesia.
Anda pasti juga sudah tidak asing mendengar istilah ini. Tokopedia, Gojek, Shopee, Bukalapak adalah beberapa contoh dari startup. Lantas, apa itu startup?
Untuk penjelasan lebih lengkapnya, berikut adalah detail lengkap pembahasan mengenai startup.
Pengertian startup
Perusahaan startup memang sedang berkembang pesat di Indonesia. Startup telah menjadi topik yang menarik perhatian banyak pihak, mulai dari pengusaha, investor, hingga pemerintah.
Secara bahasa, startup sendiri berasal dari Bahasa Inggris yang memiliki arti 'rintisan'.
Dengan demikian, dapat dikatakan startup adalah Perusahaan Rintisan yang layanan atau produknya berbasiskan teknologi. Bagi kaum milenial, istilah startup mungkin sudah familiar terdengar di telinga.
Namun, tahukah Anda mengenai faktor pembentukan startup hingga jenis startup berdasarkan Valuasinya?
Anda dapat menemukan penjelasannya di bawah ini. Namun, sebelum mendalami faktor pembentukan dan jenis-jenisnya, mari ketahui dahulu ciri-ciri startup.
Ciri-ciri startup
Startup adalah sebuah perusahaan yang mengembangkan produk atau layanan.
Berbeda dengan perusahaan lainnya, ciri khas dari startup adalah produk mereka yang berbasis teknologi.
Selain itu, terdapat karakteristik lainya. Berikut ciri-ciri sebuah perusahaan dapat dikatakan startup, antara lain:
- Perusahaan tersebut berusia dibawah 4 tahun
- Berbasis teknologi melalui platform digital
- Mempunyai budaya perusahaan yang relatif fleksibel dan unik
- Dibanding perusahaan biasa, startup memiliki karyawan yang relatif sedikit
- Produk atau layanan mengendapkan poin inovasi dan disruption
- Biasanya, tes market-nya lebih kecil dibanding perusahaan lain
- Bermodalkan dari dana para investor.
Faktor utama pendirian startup
Dalam pendirian startup, setidaknya harus mementingkan tiga faktor utama, yakni pendiri atau founder, investor atau pemilik dana, dan produk atau layanan.
Pendiri (founder)
Dari sisi tugas, founder memiliki tugas untuk mengatur operasional perusahaan hingga penentuan manajemen perusahaan. Fokus bisnis dan produk dari startup juga ditentukan awal oleh founder.
Investor
Tugas investor bertugas untuk menanamkan dananya di startup. Biasanya, investor hanya terlibat pada keputusan-keputusan strategis dari perusahaan tersebut. Terkadang, investor adalah pihak yang paling awal berinvestasi dan berani mengambil risiko terhadap konsep produk startup.
Produk atau layanan
Produk haruslah disesuaikan dengan kebutuhan dan minat dari pengguna.
Selain itu, kualitas produk juga menentukan apakah investor tertarik untuk menanamkan modal pada produk tersebut atau malah sebaliknya.
Level valuasi startup
Dari sisi valuasi, startup dibagi ke dalam enam level, yakni Cockroach, Ponies, Centaurs, Unicorn, Decacorn hingga Hectocorn.
1. Cockroach
Secara harfiah, Cockroach berarti ‘kecoa’. Dengan demikian, dapat dikatakan startup ini masih kecil namun lincah dan memiliki daya tahan hidup tinggi. Pada level ini startup biasanya sedang giat-giatnya mempertahankan dan mengenalkan startup untuk menarik investor.
2. Ponies
Level kedua adalah Ponies, yakni startup yang memiliki level valuasi hingga 10 juta dolar AS atau sekitar Rp140 miliar. Dilambangkan dengan kuda kecil, startup ini diyakini sudah mulai tumbuh.
3. Centaurs
Level ketiga ialah Centaurs, yakni startup yang memiliki nilai valuasi hingga 100 juta dolar AS atau setara dengan Rp1,4 triliun.
Semakin besar nilai valuasi dan jika perusahaan itu dianggap sustainable, maka akan semakin menarik minat investor besar untuk menanamkan modal di dalamnya.
4. Unicorn
Anda pasti sudah dengar dengan jenis startup Unicorn, sebut saja Traveloka, Bukalapak, dan lainnya. Valuasi dari Unicorn tercatat mencapai 1 miliar dolar AS atau setara dengan Rp14,1 triliun.
5. Decacorn
Sedangkan level keempat adalah Decacorn, yang memiliki nilai valuasi hingga 10 miliar dolar AS atau setara dengan Rp140 triliun.
Startup yang meraih gelar decacorn ialah Gojek hingga Grab. Grab menjadi decacorn pertama di Asia Tenggara sejak 27 Februari 2019. Sementara itu, Gojek masih menjadi satu-satunya Decacorn di Indonesia dengan valuasi lebih dari 10 miliar dolar AS atau di atas Rp140 triliun.
6. Hectocorn
Menjadi level tertinggi, level Hectocorn memiliki valuasi dengan nilai sebesar 100 miliar dolar AS atau setara dengan Rp1.400 triliun. Tercatat, beberapa perusahaan yang berhasil meraih level ini ialah Google, Facebook, Microsoft hingga Apple.
Perbedaan startup dengan perusahaan konvensional
Setelah Anda memahami tentang startup, berikut adalah perbedaan startup dengan perusahaan konvensional lainnya antara lain:
Tujuan (goals)
Perusahaan konvensional bertujuan pada mendapatkan profit atau keuntungan untuk pemilik perusahaan.
Sedangkan startup bertujuan untuk tumbuh. Umumnya, startup akan berfokus pada strategi, modal bisnis, dan target pasar dikarenakan masih dalam proses merintis.
Pendanaan
Perusahaan konvensional biasanya sumber pendanaannya berasal dari pemilik perusahaan. Sedangkan startup bersumber dari beberapa investor.
Struktur perusahaan
Struktur perusahaan konvensional dipengaruhi oleh keputusan pemilik perusahaan. Tak jarang, pemilik modal perusahaan konvensional terlibat dalam struktur perusahaan.
Berbeda dengan startup yang ditentukan oleh founder dan pihak manajemen perusahaan.
Siklus perusahaan
Perusahaan konvensional membutuhkan waktu yang lama dalam proses merintis. Namun, cenderung stabil dan dapat mempertahankan valuasi tinggi untuk beberapa kurun waktu.
Hal tersebut akan berbeda dengan startup yang berhasil mendapat keuntungan miliaran dolar AS dalam beberapa dekade. Akan tetapi, keuntungan ini tidak terjadi secara terus menerus.