TECH

Didapuk Jadi Pebisnis Kuat Asia, Siapa Marina Budiman?

Marina masuk daftar Asia’s Power Business-Women 2021.

Didapuk Jadi Pebisnis Kuat Asia, Siapa Marina Budiman?Marina Budiman, Presiden Komisioner DCII. (PT DCI Indonesia)
04 November 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Mendirikan PT DCI Indonesia Tbk. (DCII), Marina Budiman dianggap sebagai salah satu dari 20 Asia’s Power Businesswomen 2021 versi Forbes. Itu berkat kinerja cemerlang dari perusahaan pusat data yang dia pimpin.

Wanita berusia 60 itu adalah presiden komisaris DCII, operator pusat data dengan pangsa pasar terbesar di Tanah Air. Di bawah kendalinya, DCII dinilai mampu memanfaatkan kans bisnis di tengah rentetan tantangan. Alhasil, itu menandai tonggak baru dalam ekspansi bisnis perseroan.

Siapa Sosok Marina Budiman?

Meski terhitung berhasil membangun DCII bersama enam rekan pendiri, Marina sebetulnya tak memiliki latar pendidikan teknologi. Dia lulus dari University of Toronto dengan gelar sarjana bidang keuangan dan ekonomi.

Mengutip Forbes, bos DCII itu awalnya bercita-cita menjadi bankir. Bahkan telah mendapat pekerjaan di Bank Bali pascagraduasi. Secara kebetulan, dia mendapat proyek untuk memasang perangkat lunak pada 1985—yang menyadarkannya bahwa teknologi dapat menyokong bisnis.

“Anda tak akan pernah bosan dengan sektor teknologi. Perubahan terjadi secara konstan. Inovasi menjadi lebih cepat dan kian melaju,” ujarnya. Dari situ, dia akhirnya banting ke sektor teknologi, lalu mendirikan DCI pada 2011.

Sebelumnya, dia juga sempat menjabat sebagai Project Manager (1989) dan CFO (2000) di Sigma Cipta Caraka. Pada 1994, dia mendirikan Indo Internet (Indonet) bersama Toto Sugiri.

Bagaimana dengan Profil DCI Indonesia?

DCI Indonesia menguasai lebih dari 50 persen pangsa pasar pusat data di Tanah Air. Perseroan memegang gelar sebagai pusat data tingkat IV pertama di Asia Tenggara, level tertinggi dari segi keandalan dan ketahanan. Layanannya didukung oleh 9 lapis autorisasi keamanan, 30 operator jaringan, serta uptime stability 99,999 persen.

Mengutip laman resmi DCII, Kamis (4/11), perusahaan menyatakan, “kami memiliki total 15 bangunan pusat data dengan total kekuatan 200 MW.”

Pada 2017–2020, pendapatan CAGR perseroan tumbuh 81 persen. Lebih lanjut, perseroan membukukan pertumbuhan pendapatan 34 persen (yoy) dan laba bersih 35 persen (yoy) pada paruh pertama 2021. Secara gabungan, dalam tiga tahun terakhir labanya melambung 57 persen.

Klien unggulannya termasuk 44 perusahaan telekomunikasi, 134 perusahaan keuangan, dan sejumlah e-commerce raksasa Asia.

Related Topics