Usai Dapat Suntikan dari Nvidia, Intel Incar Investasi dari Apple

Jakarta, FORTUNE - Intel, perusahaan pembuat chip, sedang mengincar investasi dari Apple. CEO Intel, Lip-Bu Tan, telah mencoba mencari mitra sebagai bagian dari usaha membalikkan kondisi perusahaan yang tengah mengalami kelesuan.
Menurut laporan Bloomberg, Apple dan Intel telah membicarakan kemungkinan kerja sama yang lebih erat, meski pembicaraan ini masih berada pada tahap awal dan bisa jadi tidak berujung pada suatu kesepakatan.
Laporan ini muncul beberapa hari setelah Nvidia mengumumkan akan menginvestasikan US$5 miliar di Intel untuk mendapatkan sekitar 4 persen saham perusahaan.
Perjanjian Nvidia dengan Intel termasuk rencana bagi kedua perusahaan mengembangkan chip PC dan pusat data secara bersama-sama.
Investasi dari Nvidia datang beberapa minggu setelah pemerintahan Amerika Serikat (AS) merancang sebuah kesepakatan dengan pemerintah federal mendapat sekitar 10 persen saham di Intel. Kesepakatan tersebut membuat perusahaan bisa mendapatkan sekitar US$10 miliar untuk membangun atau memperluas pabrik-pabrik di AS.
Intel juga menerima investasi ekuitas lain sebesar US$2 miliar dari SoftBank Group bulan lalu.
Masuknya uang tunai ke Intel telah meningkatkan sentimen investor, dengan saham perusahaan naik lebih dari 40 persen sejak pertengahan Agustus.
Potensi investasi dari Apple akan menjadi bukti kepercayaan tambahan ke Intel. Apple sendiri pernah lama menggunakan Intel sebagai pemasok chip sebelum mulai menggunakan chip rancangan sendiri sejak 2020.
Bagi Apple, yang sangat bergantung pada saingan Intel, yaitu Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC), untuk memproduksi chip-nya, kemitraan baru ini memungkinkannya mendiversifikasi basis pemasoknya.
Hal ini menjadi langkah strategis apabila risiko geopolitik di Taiwan meningkat karena peran Tiongkok di kawasan tersebut.
Investasi potensial di dalam negeri AS ini juga akan ikut memperkuat hubungan Apple dengan Presiden AS saat ini, Donald Trump. Meskipun banyak rantai pasokan Apple berskala internasional, perusahaan tersebut telah berkomitmen menyuntikkan sekitar US$600 miliar pada inisiatif domestik selama empat tahun ke depan.
Juru bicara Gedung Putih, Kush Desai, menanggapi pertanyaan Reuters apakah AS mendukung kesepakatan tersebut.
“Pemerintahan mendukung perusahaan-perusahaan ikonik Amerika seperti Intel melakukan apa yang terbaik untuk memperkuat dominasi teknologi AS,” ujarnya dikutip dari Reuters, Kamis (24/9).
Pada masa jayanya, Intel merupakan pelopor pada industri chip. Kini, Intel terlihat ketinggalan dalam perlombaan AI dibandingkan dengan pesaing seperti Nvidia dan AMD.