Jakarta, FORTUNE - COO Jobstreet by SEEK, Indonesia, Varun Mehta, mengatakan ada fenomena menarik dalam dunia perekrutan pekerja. Menurutnya, hal ini hanya terjadi di Indonesia.
“Indonesia memiliki tiga gelombang pengunduran diri/resignation (para pekerja),” katanya saat ditemui di Jakarta, Selasa (26/3).
Gelombang pengunduran diri pertama, kata Varun, terjadi ketika mendekati pergantian tahun. Biasanya ini terjadi pada pekerja pada tingkat senior yang merasa cukup dengan perusahaan sebelumnya, dan ingin mendapatkan jabatan dan gaji lebih baik.
“Selain karena menjelang akhir tahun perusahaan melakukan hiring freeze, perusahaan membuka iklan untuk lowongan kerja itu sangat banyak,” ujarnya.
Gelombang pengunduran diri kedua, menurut Varun, terjadi ketika orang-orang mendapatkan bonus dari perusahaan pada rentang Januari sampai Februari. Pada masa ini, kebanyakan yang melakukan pengundurun diri juga pekerja tingkat senior.
Bagi perusahaan, mencari penggantinya dalam periode tersebut lebih sulit karena yang mengundurkan diri dan bertahan di tempat kerja lama juga banyak.
“Sehingga baru pada bulan Maret [perusahaan] baru aktif untuk mencari kandidat baru,” ujarnya.
Gelombang pengunduran diri ketiga, kata Varun, terjadi setelah hari raya Idulfitri ketika pekerja telah mengantongi Tunjangan Hari Raya (THR). Dalam periode ini, pekerja yang mengundurkan diri biasanya berada pada tingkat junior hingga medium.
“Sehingga memang ditemukan bahwa aktivitas mulai tinggi ketika Maret, dan banyak orang akan memperbarui CV-nya,” katanya.