Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pendapatan Paruh-I MDKA Turun 21,7%, Dampak Penyesuaian Produksi Nikel

Ilustrasi; pertambangan milik - PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA). (Dok. Merdeka Copper)
Ilustrasi; pertambangan milik - PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA). (Dok. Merdeka Copper)

Jakarta, FORTUNE - Emiten pertambangan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) membukukan penurunan pendapatan sebesar 21,87 persen (YoY) menjadi US$855 juta pada semester-I 2025. Kerugian bersihnya pun membesar.

Dikutip dari laporan keuangan MDKA, rugi bersih MDKA sendiri mencapai US$15,80 juta. Angka tersebut lebih tinggi dari rugi bersih perseroan pada periode yang sama di 2024, yakni US$12,50 juta. Koreksi pada kinerja itu terjadi karena penyesuaian sementara dalam operasi nikel di tengah pemeliharaan smelter terjadwal. Produksi nickel pig iron (NPI) pun menurun, bersamaan dengan pengurangan strategis produksi high grade nickel matte (HGNM).

Kendati demikian, kinerja operasional perseroan masih bertumbuh. "Kinerja [operasional] ini, ditambah pengelolaan biaya yang disiplin, memungkinkan pertumbuhan EBITDA meskipun operasi nikel mengalami penyesuaian sementara," kata Presiden Direktur MDKA, Albert Saputro, dikutip Jumat (26/9).

Sebagai konteks, penjualan emas MDKA dilaporkan naik 15 persen. Selain itu, penjualan bijih nikel juga meningkat 32 persen berkat kenaikan produksi biji nikel sebesar 78 persen.

Merdeka juga mencatat kemajuan signifikan pada proyek-proyek strategis. Proyek Emas Pani tetap sesuai jadwal dengan kemajuan mencapai 67 persen pada akhir kuartal II-2025. Rekayasa detail dan pengadaan telah selesai, dengan kontraktor di lokasi mulai memasang infrastruktur pengolahan dan kelistrikan.

"Fasilitas pelabuhan sudah beroperasi dan pembangunan tangki penyimpanan bahan bakar telah selesai. Proses komisioning untuk heap leach ditargetkan dimulai akhir 2025 dengan rencana produksi emas pertama pada kuartal I-2026," kata Albert.

Proyek-proyek utama operasi nikel juga berjalan sesuai jadwal, dengan PT Merdeka Tsingshan Indonesia yang telah mengoperasikan fasilitas Acid Iron Metal, yang meliputi: pabrik pirit, asam, logam klorida, dan katoda tembaga.

Albert menambahkan, pabrik pirit dan asam telah beroperasi pada kapasitas penuh, sedangkan dua pabrik lainnya ditargetkan mencapai kapasitas penuh pada akhir tahun ini.

Pada pengembangan HPAL, PT ESG New Energy Material menjual 9.465 ton nikel dalam MHP selama paruh-I 2025 melalui operasi train A, sementara train B mulai berproduksi pada akhir kuartal-II 2025.

Kemudian, pabrik HPAL PT Sulawesi Nickel Cobalt, dengan kapasitas 90.000 ton per tahun nikel dalam MHP, ditargetkan mulai commissioning pada train pertama medio 2026.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pingit Aria
EditorPingit Aria
Follow Us

Latest in Business

See More

Jayamas Medica (OMED) Mulai Operasional PLTS 740 kWp di Jatim

26 Sep 2025, 17:13 WIBBusiness