Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Alami Perbaikan Kinerja, LPEI Dapat Laba Bersih Rp233 Miliar pada 2024

LPEI dalam RDP DPR RI 2025
Intinya sih...
  • LPEI beroleh laba bersih Rp233 miliar per akhir 2024, setelah upaya penyehatan sejak 2020.
  • Rasio NPL gross LPEI membaik menjadi 29,1 persen pada 2024 dari 43,5 persen pada 2023.
  • LPEI mendukung UKM berorientasi ekspor

Jakarta, FORTUNE - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) menutup 2024 dengan perbaikan kinerja keuangan dengan laba bersih setelah pajak mencapai Rp233 miliar. Padahal, pada 2023 LPEI mengalami kerugian setelah pajak sekitar Rp18 triliun.

Pencapaian itu disebut-sebut merupakan hasil dari upaya penyehatan konsisten sejak 2020, termasuk proses transformasi yang ditujukan untuk perbaikan proses bisnis dan penguatan pada seluruh aspek kelembagaan.

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi XI DPR, Pelaksana Tugas Ketua Dewan Direktur merangkap Direktur Eksekutif LPEI, Yon Arsal, mengatakan LPEI berhasil menekan pembiayaan bermasalah atau NPL gross.

Pada 2023, rasio NPL gross lembaga itu 43,5 persen, kemudian membaik menjadi 29,1 persen pada 2024.

Pada 2023, pembiayaan bermasalahnya mencapai Rp44,1 triliun, lalu pada 2024 menjadi sekitar Rp26 triliun.

Yon mengatakan LPEI melakukan efisiensi terhadap biaya operasional untuk mendukung tercapainya perbaikan kinerja keuangan.

"Dari segi cadangan, strategi yang kami lakukan adalah collection utang. Makanya kami pisah pengelolaannya yang tadinya di bawah LPEI sendiri, sejak beberapa waktu kemarin ditangani unit khusus di bawah LPEI yang khusus menangani kredit bermasalah," kata Yon, Kamis (27/2).

LPEI menyatakan kinerja keuangannya semakin membaik berkat dukungan modal sehat sebesar 34 persen menyusul tambahan PMN sebesar Rp5 triliun dari pemerintah yang diterima pada 2024.

Laporan keuangannya menunjukkan asset recovery collection mencapai Rp2,8 triliun pada 2024. Lalu return on equity (ROE) sebesar 2,51 persen, meningkat dari -71,71 persen pada tahun sebelumnya.

Dari sisi kualitas aset produktif, pertumbuhan pembiayaan difokuskan pada portofolio pilihan yang tumbuh 2 persen menjadi Rp30,2 triliun.

Sebagai bagian dari pelaksanaan mandat Undang-Undang No. 2 tahun 2009 tentang LPEI, lembaga di bawah Kementerian Keuangan ini memberikan dukungan kepada pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) yang berorientasi ekspor melalui kegiatan jasa konsultasi.

Sepanjang 2024, LPEI bekerja sama dengan Kementerian Keuangan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Bank Indonesia, serta berbagai pemerintah daerah.

Kolaborasi itu ikut mendorong tumbuhnya 1.097 eksportir baru dan pembangunan 928 desa devisa baru, sehingga total desa devisa mencapai 1.845 secara akumulatif, per Desember 2024.

Dalam menjalankan peran sebagai special mission vehicle (SMV) pemerintah, LPEI menyalurkan pembiayaan melalui program penugasan khusus ekspor (PKE) mencapai lebih dari Rp7,2 triliun pada 2024, dan lebih dari Rp20 triliun sejak 2020.

Melalui PKE, LPEI mendukung program strategis pemerintah dalam mendorong daya saing ekspor nasional, termasuk fasilitasi perluasan pasar ekspor ke negara-negara di kawasan Afrika, Asia Selatan, Timur Tengah, Eropa Timur, dan Amerika Latin.

Strategi 2025

Yon berharap pada 2025 LPEI bisa terus membukukan kinerja positif.

Pada pembiayaan goodbank, LPEI menargetkan tambahan Rp4 triliun menjadi Rp34 triliun. Sementara itu, pada sisi pembiayaan bermasalah alias badbank, LPEI menargetkan penurunan pada 2025 menjadi Rp17,6 triliun.

Sebagai pengingat, pembiayaan badbank LPEI pada 2024 mencapai Rp26 triliun.

"Pada 2025, jumlah pembiayaannya yang sifatnya baik dapat melebihi jumlah badbank. Jadi, walaupun pembiayaan terkesan stagnan selama empat tahun terakhir, tetapi kalau dilihat komposisinya itu nanti 2026, 2027 dapat mendominasi," katanya.

Dari sektor jasa konsultasi, desa divisa menjadi fokus utama pengembangan pada 2025. LPEI menargetkan penambahan minimal sekitar 250 mejadi 2.100 desa devisa baru di 2025. Dengan demikian, pada 2029 diharapkan jumlah desa devisa mencapai 5050.

Pada 2025, LPEI juga akan berfokus mengembangkan eksportir dengan target penambahan 366 eksportir baru, sehingga dapat menghasilkan 1.463 eksportir baru.

Share
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us