Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Antam Ungkap Sulitnya Cari Emas di Indonesia Sehingga Harus Impor

Warga menunjukkan emas Antam yang dibelinya di Butik Emas Logam Mulia Antam kompleks DP Mall, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (22/4/2025). ( ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Warga menunjukkan emas Antam yang dibelinya di Butik Emas Logam Mulia Antam kompleks DP Mall, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (22/4/2025). ( ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Intinya sih...
  • Antam kesulitan memenuhi tingginya permintaan emas di dalam negeri
  • Tambang emas Pongkor hanya mampu menghasilkan sekitar 1 ton emas per tahun
  • Antam terpaksa mengimpor emas dari luar negeri karena pasokan domestik terbatas
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE – PT Aneka Tambang Tbk atau Antam mengaku menghadapi tantangan besar dalam memenuhi tingginya permintaan emas di dalam negeri. Pasalnya, produksi emas Antam saat ini masih sangat terbatas, sementara kebutuhan masyarakat terus melonjak dari tahun ke tahun.

Direktur Utama Antam, Achmad Ardianto, menjelaskan tambang emas Pongkor—satu-satunya tambang emas yang dioperasikan perseroan—hanya mampu menghasilkan sekitar 1 ton emas per tahun. Padahal, permintaan masyarakat telah menembus lebih dari 40 ton.

Pada 2024 saja, kebutuhan emas mencapai 43 ton, dan tahun ini diperkirakan naik menjadi 45 ton.

“Kebutuhan masyarakat sudah puluhan ton,” kata Achmad dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Senin (29/9).

Demi mengatasi keterbatasan pasokan, Antam selama ini mengandalkan tiga sumber utama: buyback emas dari masyarakat, pembelian emas dari tambang lokal, serta impor.

Dari skema buyback, Antam hanya bisa mengumpulkan sekitar 2,5 ton per tahun. Sementara dari tambang lokal, pasokan juga tidak menentu karena tidak ada regulasi yang mewajibkan perusahaan tambang menjual emas ke Antam.

“Banyak yang lebih memilih ekspor karena faktor pajak,” kata Achmad.

Selain itu, perusahaan tambang yang bersedia menjual emasnya ke Antam biasanya meminta agar perak mereka juga dibeli. Skema bundling ini menambah beban biaya karena dikenakan PPN 13 persen, yang dinilai berat baik bagi penambang maupun Antam.

Akibatnya, Antam terpaksa masuk ke opsi ketiga: mengimpor emas dari luar negeri. Seluruh impor dilakukan dari perusahaan dan lembaga yang terafiliasi dengan London Bullion Market Association (LBMA), seperti bullion bank, refinery, dan trader di Singapura maupun Australia.

“Antam tidak pernah mengekspor emas. Yang melakukan ekspor adalah perusahaan tambang lain. Justru kami terpaksa impor karena kebutuhan dalam negeri besar sementara pasokan terbatas,” kata Achmad.

Antam dan Kementerian Perdagangan kini tengah mencari mekanisme agar emas hasil tambang di Indonesia bisa lebih banyak diserap di dalam negeri, sehingga kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi tanpa bergantung pada impor.

Dari sisi kinerja, produksi emas Antam hingga Juni 2025 mencapai 438 kilogram, hampir sama dengan periode sama pada tahun lalu yang mencapai 439 kilogram. Sepanjang 2024, produksi Antam mencapai 1,019 ton, turun dari 2023 yang sebesar 1,208 ton.

Namun, dari sisi penjualan, trennya justru melonjak, dengan capaian pada semester I-2025 sebesar 29,3 ton, naik 84 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Sepanjang 2024, penjualan emas mencapai 43,7 ton, melonjak tajam dari 26,13 ton pada 2023.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us

Latest in Business

See More

Antam Ungkap Sulitnya Cari Emas di Indonesia Sehingga Harus Impor

29 Sep 2025, 17:47 WIBBusiness