Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
For
You

APCI Harap Kesepakatan IEU-CEPA Berdampak Positif ke Industri Cat

1D8DE312-1C91-41BB-9320-5052DFE73DD8_1_105_c.jpeg
Ketua Umum Asosiasi Produsen Cat Indonesia (APCI), Kris Rianto Adidarma pada acara pembukaan Pacific Coatings Show & Conference 2025/Dok Fortune IDN
Intinya sih...
  • Kesepakatan IEU-CEPA berdampak positif ke industri cat & pelapis nasional
  • Industri cat masih ketergantungan pada impor bahan baku dari Eropa, Tiongkok, dan Jerman
  • Pacific Coatings Show & Conference 2025 mendukung pengembangan bisnis produsen cat di Asia Tenggara
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE — Ketua Umum Asosiasi Produsen Cat Indonesia (APCI), Kris Rianto Adidarma menyambut positif kesepakatan Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA). Menurutnya, kesepakatan ini akan berdampak positif ke industri produsen cat & pelapis (coatings) nasional. Apalagi, saat ini masih banyak bahan baku industri cat yang masih mengandalkan impor dari Eropa

“Sebenarnya kita juga masih banyak impor bahan baku dari Eropa yang lebih high-end. Jadi bahan baku yang teknologinya tinggi itu kita masih impor dari Eropa juga.Tentunya itu akan terpengaruh dari segi kemudahan (penentuan) tarif (lebih murah) ataupun juga kerja sama korporasi yang lebih baik,”  kata Kris saat ditemui pada acara Pacific Coatings Show (PCS) 2025 di Jakarta, Rabu (29/10).

Seperti diketahui, Uni Eropa sendiri merupakan salah satu mitra ekonomi paling strategis bagi Indonesia. Pada tahun 2024, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat nilai perdagangan RI-Eropa mencapai US$30,4 miliar dengan surplus US$4,4 miliar bagi Indonesia. Selain itu, Uni Eropa juga tercatat sebagai investor terbesar kelima di Indonesia dengan total nilai investasi sebesar US$15,6 miliar sepanjang periode 2019–2024.

APCI ungkap tantangan industri cat & pelapis nasional

Ilustrasi memberikan cat pelapis pada furnitur (freepik.com/freepik)
Ilustrasi memberikan cat pelapis pada furnitur (freepik.com/freepik)

Di sisi lain, lanjut Kris, tantangan industri cat & pelapis (coatings) nasional saat ini adalah masih ketergantungannya bahan baku cat terhadap produk-produk impor seperti Tiongkok, Jerman & negara Eropa lainnya. Untuk itu, pihaknya berharap adanya dorongan kebijakan dari Pemerintah terhadap industri hilir dari cat nasional.

“Jadi sebagian besar produk-produk kita, terutama yang berbasis petrokimia itu kita masih impor dari luar. Jadi bahan baku seperti misalnya solvent, resin, dan juga monomer itu yang dihasilkan dari minyak bumi, itu kita masih impor,” jelas Kris.

Ia menyayangkan belum terciptanya ekosistem hilir untuk mendukung industri cat dalam negeri. Padahal, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kilang minyak besar. Untuk itu, ke depan pihaknya berharap Pemerintah dapat menciptakan ekosistem petrochemical industry yang kuat di Indonesia.

Pacific Coatings Show & Conference 2025 pacu pengembangan bisnis produsen cat

640B4829-ED4C-4C1D-A16C-480487BCA3B8_1_105_c.jpeg
Pembukaan Pacific Coatings Show & Conference 2025/Dok Fortune IDN

Di sisi lain, APCI juga mendukung terselenggaranya Pacific Coatings Show & Conference (PCS) 2025. Pameran ini resmi dibuka pada hari ini 29 Oktober 2025  hingga 31 Oktober 2025. Ia berharap, pameran ini menjadi momentum penting bagi penguatan ekosistem industri cat dan pelapis (coatings) di kawasan Asia Tenggara, khususnya Indonesia.

Executive Director Exhibitions NürnbergMesse GmbH, Alexander Mattausch, menyebut Indonesia menjadi pasar terbesar di Asia Tenggara sekaligus salah satu negara dengan pertumbuhan paling pesat di dunia untuk industri cat dan pelapis.

“Indonesia adalah negara yang paling berkembang di dunia saat ini untuk industri cat dan pelapis. Pertukaran pengetahuan dan teknologi di kawasan ini menjadi kunci. Kami bahkan melihat potensi Indonesia untuk menjadi negara dengan industri cat dan pelapis terbesar keempat, bahkan ketiga, di dunia dalam lima hingga sepuluh tahun mendatang,” ujar Alexander.

Sementara itu, Matthias Janz, Director Trade Shows Vincentz Network, menekankan bahwa masa depan industri ini tidak akan dikuasai oleh satu pihak atau negara tertentu, melainkan dibangun melalui jejaring dan kolaborasi lintas sektor.

“Masa depan industri ini tidak akan dikuasai oleh satu kelompok atau negara, tetapi ditentukan oleh jaringan yang kita bangun melalui kolaborasi bersama. Saya berharap momentum pameran ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin oleh seluruh pelaku industri untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan,” ungkap Matthias.

Ia juga menyoroti bahwa tantangan global seperti rantai pasok (supply chain), regulasi, dan keberlanjutan (sustainability) hanya dapat diatasi melalui aksi nyata di lapangan—salah satunya lewat ajang seperti PCS 2025 yang mempertemukan pemangku kepentingan industri dari berbagai negara.

Vincentz Network dan NürnbergMesse GmbH menghadirkan Pacific Coatings Show & Conference (PCS) 2025 sebagai satu-satunya pameran B2B yang menghadirkan tren dan inovasi terkini di industri cat dan pelapis. Pada tahun ini, ajang tersebut diselenggarakan bekerja sama dengan PT Traya Eksibisi Internasional (Traya Events) sebagai mitra lokal.

PCS 2025 menghadirkan lebih dari 80 merek lokal dan internasional dari berbagai negara, termasuk Jerman, Belanda, Finlandia, Korea Selatan, Malaysia, China, Singapura, dan Thailand. Beberapa pemain besar yang turut berpartisipasi antara lain BYK, Niemann, Ceronas, VMA Getzmann, dan Colorindo Chemtra.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pingit Aria
EditorPingit Aria
Follow Us

Latest in Business

See More

MedcoEnergi Umumkan Dividen Interim 2025 Rp28,3 per Saham

29 Okt 2025, 18:09 WIBBusiness