Jakarta, FORTUNE – Perusahaan akomodasi global, Archipelago International menerapkan prinsip keberlanjutan sebagai strategi penting dari rencana bisnis (business plan), sejak pertama berdiri pada lebih dari 20 tahun lalu.
CEO Archipelago International, John M. Flood, mengatakan bahwa rencana bisnis perusahaan yang terbesar salah satunya menjadikan jaringan hotelnya memiliki konsep berkelanjutan di Indonesia. “Semua jenama hotel yang kami bangun, mulai dari yang bintang dua sampai lima, menerapkan konsep keberlanjutan di dalamnya, seperti pada arsitektur, konservasi energi, sampai pemanfaatan air seefisien mungkin,” ujarnya dalam peluncuruan tiket Green, Senin (22/4).
Misalnya, praktek berkesinambungan terkait konsep keberlanjutan ada pada pembuatan bangunan dengan bukaan jendela yang cukup untuk menghemat penggunaan pendingin ruangan (AC), atau pengaturan tekanan air pada shower sebesar 2 bar, yang tidak terlalu sedikit tapi tidak terlalu boros juga.
“Selain itu, banyak akomodasi kami menggunakan material dari Indonesia, mulai dari kayu, lantai, vendor interior, dan sebanyak mungkin bekerja sama dengan komunitas lokal. Dengan begitu, kami akan mengurangi jejak karbon yang berpotensi dihasilkan selama proses distribusi. Kami juga seminimal mungkin menggunakan plastik dan memanfaatkan lampu LED sebagai penerangan,” kata Flood.
Salah satu isu utama yang jadi fokus keberlanjutan Archipelago, menurutnya dalam hal konservasi air bekas pakai, yang disebut grey water (biasanya bekas mandi, bukan black water yang dari toilet).
“Air hasil recycle ini biasanya digunakan kembali untuk berbagai kebutuhan, seperti menyiram tanaman,” ujarnya. “Kami juga tidak menggunakan klorin untuk kolam renang dan memastikan sabun yang digunakan para tamu benar-benar aman bagi air, untuk memudahkan proses daur ulang air.”