BUSINESS

Tesla Investasi Power Bank Raksasa di RI, Pengamat Ingatkan Hal Ini

Kualitas SDM dan penerapan ESG perlu menjadi perhatian

Tesla Investasi Power Bank Raksasa di RI, Pengamat Ingatkan Hal IniIlustrasi pabrik Tesla. Shutterstock/Michael Vi
31 March 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE -  Tesla Inc. dikabarkan menyatakan minat berinvestasi di Indonesia untuk proyek power bank raksasa atau energy storage system (ESS). Ini merupakan kali kedua produsen mobil listrik ini menyatakan keinginanya berinvestasi, meski wacana sebelumnya tak kunjung terealisasi. 

Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Andry Satrio Nugroho, mengatakan rencana Tesla memilih Indoensia sebagai sebagai tempat produksi merupakan momentum yang tidak boleh disia-siakan.  Hal ini bisa berdampak positif bagi pengembangan ekosistem kendaraan listrik dlama negeri, pemanfaatan energi ramah lingkungan, maupun rencana hilirisasi pertambangan di Indonesia.

“Arah dari hilirisasi nikel Indonesia ini kan tidak berhenti pada baterai saja, tapi juga pada pengadaan ESS. Menurut saya, ini menjadi salah satu hal yang bisa didorong dalam program hilirisasi nikel,” katanya saat diwawancarai Fortune Indonesia, Kamis (31/3). “Tesla, adalah salah satu pemain global yang sangat besar dan memang nature dari bisnisnya itu adalah di mobil listrik dan produk-produk sustainable.”

Andry menjelaskan, Tesla sebagai perusahaan global yang sangat concern pada hal-hal berkelanjutan, pasti menginginkan sebuah sistem bisnis yang berkelanjutan, mulai dari hulu sampai hilirnya.

“Artinya dari segi lingkungan tidak mencemari lingkungan, dari segi sosial tidak ada praktek yang berimplikasi pada konflik sosial, dan tata kelola perusahaan yang memenuhi aspek good governance, jadi tidak ada konflik, intrik, atau politik, dalam keputusan bisnisnya,” ucapnya.

Perhatian SDM dan ESG

Bisnis berkelanjutan dengan ESG.
Bisnis berkelanjutan dengan ESG. (Pixabay/Geralt)

Meski Tesla pernah batal untuk berinvestasi di Indonesia pada proyek industri baterai listrik, setidaknya dua aspek yang harus difokuskan pemerintah Indonesia sebagai upaya mendorong ekosistem bisnis ini, yaitu dari aspek Sumber Daya Manusia (SDM) dan penerapan standar environment, social, and governance (ESG).

“Kemampuan SDM kita masih belum cukup memenuhi syarat yang diharapkan Tesla, yakni SDM terampil di teknologi tinggi. Maka, itulah mengapa, Tesla akhirnya memilih Bangalore, India, sebagai salah satu tempat untuk menanamkan investasi. Karena, ekosistem perusahaan teknologi tinggi ada di sana, dan SDM terampil di sana dianggap sudah mumpuni,” kata Andry.

Selain itu, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dinilai belum tampak menerapkan ESG di skala global.

“Beberapa BUMN seharusnya sudah bisa memberikan contoh pengaplikasian ESG di masing-masing perusahaan yang akan terlibat di bisnis dan investasi berkelanjutan,” tuturnya.

Luhut berharap investasi kali ini tidak gagal

Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan.
Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan. (dok. Kemenko Marves)

Related Topics