Blibli (BELI) Benarkan Telah Lepas Ratusan Pekerjanya

- Blibli (BELI) melepas 270 karyawan untuk efisiensi organisasi.
- Karyawan yang terdampak mendapat kompensasi sesuai aturan ketenagakerjaan.
- Perseroan berencana menekan biaya operasional dan meningkatkan otomatisasi proses kerja.
Jakarta, FORTUNE - PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) sempat diberitakan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) ratusan karyawannya pada Oktober 2025. Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan Blibli, Eric Winarta, tidak menyangkal kabar tersebut dengan menginformasikan terdapat 270 karyawan terdampak kebijakan itu.
“Dengan penuh pertimbangan mendalam, pada bulan Oktober 2025, perseroan perlu melakukan penyesuaian organisasi untuk memastikan perseroan dapat bergerak lebih efektif dan efisien dengan tujuan membuka peluang pertumbuhan perseroan yang berkelanjutan serta menciptakan nilai jangka panjang bagi perseroan dan para pemegang saham,” ujarnya dalam keterbukaan informasi, Selasa (4/11).
Proses penyesuaian organisasi tersebut dimulai dan telah rampung pada Oktober 2025, yang sifatnya permanen. Dengan kata lain, tidak terdapat skema lain seperti pengalihan ke kontrak maupun relokasi karyawan ke unit atau divisi lain.
“Dengan langkah efisiensi biaya melalui penyesuaian organisasi ini, perseroan akan memiliki basis beban kerja operasional yang lebih rendah sehingga akan memiliki dampak positif terhadap kinerja perseroan ke depan,” ujarnya.
Dia menegaskan seluruh karyawan terdampak telah diberikan paket kompensasi yang sesuai dengan peraturan undang-undang ketenagakerjaan yang berlaku di Indonesia. Di samping itu, Blibli memastikan efisiensi tersebut tidak berdampak material pada kegiatan operasional hariannya, seperti pengiriman barang, layanan seller support, maintenance sistem IT, dan layanan lainnya.
Sebagai konteks, perseroan saat ini masih membukukan kerugian bersih sebesar Rp1,84 triliun, meski pendapatan terhitung meningkat 25,6 persen hingga kuartal III-2025. Perseroan menyatakan, beban terbesar berasal dari beban gaji dan beban diskon, pemasaran, serta beban operasional.
Untuk menekan biaya operasional, perseroan berencana melakukan optimalisasi biaya iklan dan pemasaran melalui model bisnis omnichannel dan membangun keunggulan ekosistem.
“Perseroan juga akan meningkatkan otomatisasi proses kerja dan menggunakan berbagai teknologi mumpuni untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses kerja,” ujarnya.


















