Jakarta, FORTUNE - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan rencana pembentukan Holding BUMN PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) beserta subholdingnya. Pembentukan holding tersebut rencananya tuntas tahun ini, atau 6 bulan sebelum akhir 2022.
“Sebelum akhir tahun ada virtual holding di PLN, seperti di Pelindo dan Pertamina. Transisi penuh pada 2025, kalau bisa lebih cepat, tergantung transisi ini, karena transisi ini pasti memastikan ketenagakerjaan di PLN ditingkatkan mesti melek teknologi," kata Erick saat konferensi pers disiarkan secara virtual, Rabu (19/1).
Transformasi di PLN tersebut, kata Erick, merupakan upaya konkret untuk menyelaraskan ketersediaan listrik dari energi fosil dan dari energi baru terbarukan (EBT) sebagai peta jalan mencapai net zero emission pada 2060.
Kementerian BUMN berencana akan membentuk dua subholding di tubuh PLN. Di antaranya adalah Subholding Ritel yang hanya akan fokus mengurusi pelayanan ritel seperti konsumen listrik. Ketika fokus konsumen listrik PLN akan dilayani secara baik.
Kedua, adalah Subholding Power atau pembangkit, yang akan berfokus pada pembangkit baik batu bara, energi terbarukan seperti solar, air, geothermal, dan lainnya.
Lebih lanjut, PLN bakal fokus pada mengurus transmisi dan pemasaran listriknya. Dengan harapan, PLN dapat mulai melakukan ekspor energi listrik ke negara lain. Erick juga membuka peluang PLN merambah bisnis fiber optik dengan potensi jaringan kabel yang dimilikinya, sehingga dapat muncul bisnis baru yang dikembangkan.
"Dengan demikian, ada subholding pembangkit listrik dengan segala turunannya, ada PLN Holding yang fokus dan institusi di luar pemasaran tapi PLN punya, apakah PLN Mobile, PLN Wifi," urainya.