Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Dampak Tarif Trump, Honda Pangkas Proyeksi Laba 70%

ilustrasi mobil Honda dan Nissan (sctindonesia.com)
ilustrasi mobil Honda dan Nissan (sctindonesia.com)

Jakarta, FORTUNE - Honda Motor Co. memproyeksikan penurunan laba bersih sebesar 70 persen untuk tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2026. Estimasi itu setara 250 miliar yen atau sekitar US$1,7 miliar, seiring dampak tarif impor Amerika Serikat dan gejolak nilai tukar yang terus membebani kinerja keuangan perusahaan.

Dalam pernyataan resminya pada Selasa, 13 Mei 2025, Honda menyatakan telah menyiapkan langkah strategis berupa efisiensi biaya dan relokasi produksi demi meminimalkan tekanan tersebut. Langkah ini diperkirakan dapat menekan potensi kerugian sebesar 200 miliar yen, sehingga revisi estimasi penurunan laba bersih menjadi 450 miliar yen. Demikian dilaporkan Xinhua, (14/5).

Selain itu, Honda mengumumkan penundaan selama dua tahun terhadap rencana operasional pabrik kendaraan listrik mereka di Kanada yang semula dijadwalkan berjalan pada 2028. Pabrik ini ditargetkan memproduksi hingga 240.000 unit mobil per tahun dan menjadi bagian penting dari rantai pasokan global untuk baterai dan komponen mobil listrik.

Proyeksi ini muncul di tengah kekhawatiran bahwa kebijakan tarif mobil dari pemerintahan Presiden AS Donald Trump dapat menekan industri otomotif Jepang, yang merupakan penopang utama ekspor dan pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Ekspor kendaraan menyumbang sekitar sepertiga dari total pengiriman Jepang ke AS.

Antisipasi dampak kebijakan tarif Trump

Honda memperkirakan tarif AS dapat menggerus laba operasional hingga 650 miliar yen tahun ini. "Kami percaya bahwa berbisnis dalam lingkungan perdagangan bebas adalah solusi terbaik, tidak hanya bagi Meksiko dan Kanada, tetapi juga bagi industri otomotif Amerika," kata CEO Honda Toshihiro Mibe, melansir The Wall Street Journal (14/5).

Sebagai langkah taktis, Honda disebut telah meningkatkan pasokan kendaraan di AS sebelum kebijakan tarif diberlakukan dan tengah mempertimbangkan memindahkan produksi sejumlah model, termasuk Civic, ke pabrik di Amerika.

Meskipun menghadapi tekanan eksternal, Honda mencatatkan pendapatan tertinggi sepanjang sejarah pada tahun fiskal 2024, tumbuh 6,2 persen secara tahunan menjadi 21,69 triliun yen. Namun laba operasional justru turun 12,2 persen ke 1,21 triliun yen akibat melonjaknya biaya distribusi di pasar AS yang menekan margin keuntungan dari penjualan sepeda motor dan kenaikan harga produk.

Di sisi lain, Nissan dan Toyota juga melaporkan tekanan serupa. Nissan memperkirakan tambahan biaya hingga 450 miliar yen akibat tarif AS, dan bahkan memutuskan memangkas 20.000 pekerja dalam upaya restrukturisasi besar-besaran. Sementara itu, Toyota memproyeksikan laba bersihnya akan turun 35 persen pada tahun fiskal ini, dengan dampak tarif diperkirakan mencapai 180 miliar yen hanya dalam dua bulan pertama.

Share
Topics
Editorial Team
pingit aria mutiara fajrin
Editorpingit aria mutiara fajrin
Follow Us