BUSINESS

Rolls-Royce Kembangkan Reaktor Nuklir untuk Menggerakkan Roket

Mempermudah misi eksplorasi luar angkasa.

Rolls-Royce Kembangkan Reaktor Nuklir untuk Menggerakkan RoketDok. Rolls-Royce
08 March 2024
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - ‘Wajah’ Rolls-Royce yang asli bukan hanya sekedar pabrikan mobil mewah, tetapi juga bekerja dengan mesin aero dan reaktor nuklir. Produsen mobil mewah tersebut saat ini sedang mengerjakan reaktor nuklir untuk menggerakkan operasi penambangan di bulan dan mars.

Kepala Divisi Pertahanan Rolls-Royce, Dave Gordon, mengatakan perusahaan sedang mempelajari bagaimana reaktor mikro-nuklir dapat digunakan untuk mendorong roket saat berada di Luar Angkasa dengan kecepatan tinggi. Demikian dilansir dari supercarblondie.com pada Jumat (8/3).

Mereka juga melihat bagaimana teknologi tersebut juga dapat digunakan kembali untuk menyediakan energi untuk pengeboran, pemrosesan, dan penyimpanan untuk penambangan di Bulan dan mungkin Mars.

Gordon juga mengatakan pekerjaan ini dapat terwujud berkat kerja luar biasa yang dilakukan oleh Jeff Bezos dan Elon Musk serta perusahaan luar angkasa masing-masing.

Berbicara tentang Elon Musk, SpaceX baru saja meluncurkan  pendarat Falcon 9 Lunar. Setelah misinya selesai, SpaceX akan menjadi perusahaan swasta pertama yang mencapai kutub selatan bulan.

Pengembangan potensi nuklir

Menurut Dave, Rolls-Royce adalah satu-satunya perusahaan di planet ini yang melakukan siklus hidup kemampuan nuklir secara menyeluruh di bidang mekanikal, elektrikal, dan end-to-end

Pabrikan tersebut dapat menggunakan pengalamannya dalam mengembangkan kapal selam bertenaga nuklir untuk Angkatan Laut Kerajaan Inggris selama 60 tahun dalam usaha terbarunya. Mereka dapat menerapkan apa yang telah mereka pelajari pada pesawat ruang angkasa karena kapal selam dan pesawat ruang angkasa agak mirip.

Rolls-Royce juga merilis studi bersama mengenai opsi tenaga nuklir untuk roket luar angkasa dengan Badan Antariksa Inggris awal tahun ini. Namun, mereka bukan satu-satunya yang menyadari potensi reaktor nuklir mini. Negara lain seperti Cina juga sudah mulai menggunakan reaktor mikronuklir untuk menggerakkan baterai dan telepon pintar.

Penambangan sumber daya di bulan mungkin tampak tidak signifikan, namun sumber daya raksasa putih ini mencakup helium-3, elemen langka yang digunakan dalam industri seperti fusi nuklir.

Hal ini juga dapat mengurangi ketergantungan kita pada Cina untuk logam langka karena negara tersebut menyediakan 90 persen pasokan logam tanah jarang di dunia.

Related Topics