Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Shutterstock/haryanta.p

Jakarta, FORTUNE - Pemerintah Indonesia perpanjang masa diskon Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) untuk kendaraan bermotor hingga akhir Desember 2021. Penjualan beberapa mobil pun mengalami peningkatan. Tidak hanya bagi distributor, namun juga pemasok maupun manufaktur.

Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor (TAM), Anton Jimmy Suwandi, mengatakan perpanjangan PPnPBM memang dirasa berdampak positif pada pasar otomotif. “Hingga saat ini, penjualan model yang masuk dalam program insentif PPnBM hingga Agustus 2021 berjumlah 126 ribu unit. Dibandingkan kurun waktu yang sama di tahun lalu, naik hampir dua kali lipat dari jumlah 66 ribu,” ujarnya kepada Fortune Indonesia, Jumat (1/10).

Sementara itu, mengutip Antara, PT Astra Daihatsu Motor bahkan mengapresiasi keputusan pemerintah dalam perpanjangan PPnBM ini. “Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pemerintah karena akhirnya ini PPnBM memang sangat sangat menolong sekali,” ucap Hendrayadi Lastiyoso, Marketing & Customer Relations Division Head PT Astra International Daihatsu Sales Operation (17/9).

Hendrayadi menyampaikan bahwa selama pemberlakuan diskon PPnBM, penjualan naik sekitar 30 persen bila dibandingkan saat kebijakan ini belum diberlakukan. Lonjakan ini ternyata tidak sebanding dengan ketersediaan barang. Beberapa model mobil, seperti Terios, terpaksa harus inden hingga dua bulan.

Tidak ada peningkatan kapasitas produksi

Menanggapi hal ini, Marketing Director dan Corporate Planning Communication Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Amelia Tjandra, mengatakan bahwa meski terjadi peningkatan penjualan, namun kapasitas produksi tidak bisa ditambah. “Enggak bisa, karena ada PPKM dan protokol kesehatan,” katanya.

Senada dengan Amelia, Direktur Corporate Affairs PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam, mengungkapkan bahwa kapasitas produksi Toyota akan tetap sama. Menurutnya, pihaknya tidak ada menambah kapasitas, melainkan mengoptimalkan yang ada.

“Kendala sebenarnya justru ada di hal-hal seperti PPKM dan ketersediaan bahan semi konduktor utamanya,” ucap Bob pada Fortune Indonesia (1/10).

Krisis semikonduktor

Editorial Team

Tonton lebih seru di