BUSINESS

Jelang Larangan Impor Aspal 2024, Pemerintah Siapkan Peta Jalan

Dibutuhkan investasi pabrik ekstraksi asbuton senilaiRp4 T.

Jelang Larangan Impor Aspal 2024, Pemerintah Siapkan Peta JalanIlustrasi pengaspalan. (Pixabay/suwichan)
15 February 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Pemerintah bakal melarang impor aspal mulai 2024, sejalan dengan hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah komoditas di dalam negeri. Kementerian Perindustrian tengah menyusun peta jalan hilirisasi aspal Buton (asbuton) untuk mengoptimalkan utilisasi, akses pasar, dan peningkatan kapasitas melalui investasi. 

“Salah satunya melalui investasi pabrik ekstraksi asbuton menjadi aspal murni dan pengembangan kapasitas pabrik asbuton murni yang diharapkan kapasitas produksi sebesar 500.000 ton pada tahun 2027, dengan kebutuhan investasi sebesar Rp4 triliun,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta, dikutip Rabu (14/2).

Ia menjelaskan, industri perlu memperkuat rantai nilai industri pengolahan silika sebagai bahan baku industri photovoltaic (PV) solar panel dan semikonduktor. Ini dikarenakan, dalam rantai nilai industri tersebut masih terdapat kekosongan, baik di rantai industri hulu maupun industri antara. 

"Oleh karena itu, dibutuhkan peningkatan investasi pada rantai tersebut,” katanya. 

Investasi pengolahan silika

Guna menumbuhkan industri pengolahan silika, lanjut Agus, Indonesia memerlukan peningkatan investasi di industri metalurgical-silicon sebesar US$300 juta dengan kapasitas produksi 32.000 metrik ton per tahun.

Berikutnya, dibutuhkan juga investasi di sektor industri polysilicon sebesar US$373 juta dengan kapasitas produksi mencapai 6.500 metrik ton per tahun.

“Ada pula kebutuhan investasi di industri ingot monocrytalline dan wafer sebesar US$85 juta dengan kapasitas 1 GWP per tahun. Terkait dengan rencana investasi tersebut, diusulkan pembatasan ekspor bahan baku mentah silika melalui neraca komoditas serta percepatan investasi industri intermediate,” ujarnya. 

Kemenperin juga akan memperkuat rantai nilai industri pengolahan ilmenit untuk bahan baku cat atau coating. “Ilmenit merupakan mineral krisis hasil produk samping pengolahan timah, zirkon dan pasir besi yang mengandung logam sangat berharga, yaitu titanium,” katanya.

Untuk mendukung penerapan larangan ekspor bahan mentah termasuk ilmenit pada Juni 2023, perlu dukungan investasi pengolahan ilmenit dengan nilai yang diestimasi mencapai US$ 85,8 juta untuk memproduksi titanium slag dengan kapasitas 33 ribu ton per tahun.

Komoditas ini nantinya diolah menjadi TiO₂ white pigment dengan kapasitas 33 ribu ton per tahun sebagai produk hilir yang kebutuhan di dalam negeri sedang tinggi. 

Related Topics