BUSINESS

Startup Insurtech Igloo Rampungkan Pendanaan Seri B US$46 Juta

Igloo juga menunjuk country manager baru untuk Indonesia

Startup Insurtech Igloo Rampungkan Pendanaan Seri B US$46 Jutailustrasi cash flow (unsplash.com/micheile dot com)
09 January 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Perusahaan asuransi teknologi (insurtech) berbasis di Singapura.  Igloo menggalang dana tambahan senilai US$27 juta atau sekitar Rp427 miliar (kurs Rp15.582/US$), sekaligus menutup babak pendanaan Seri B sebesar US$46 juta (Rp 717 miliar).  

Pendanaan Seri B Igloo diawali dengan suntikan US$19 juta pada Maret 2022 dipimpin oleh Cathay Innovation, dengan tambahan investasi dari ACA dan sejumlah investor sebelumnya termasuk OpenSpace. 

Adapun, pada babak pendanaan kali ini terdiri dari konsorsium investor, termasuk BlueOrchard, Women’s World Banking Asset Management (WAM) dan Finnfund.

InsuResilience Investment Fund II, yang diprakarsai oleh Bank Pembangunan Jerman KfW atas nama Kementerian Federal Kerjasama & Pembangunan Ekonomi Jerman (BMZ)  dikelola oleh investor berpengaruh seperti BlueOrchard Finance Ltd., memimpin pendanaan lanjutan ini bersama dengan WAM, Finnfund, La Maison, dan investor utama Seri B, Cathay Innovation. 

Co-Founder dan CEO Igloo, Raunak Mehta mengatakan, dukungan dari para investor menunjukkan nilai dari proposisi teknologi perusahaan dalam mempermudah akses asuransi dan lebih terjangkau untuk masyarakat yang belum terlayani, khususnya pekerja gig dan UMKM.

"Sebagai firma insurtech di Asia Tenggara, membangun ekosistem yang berkelanjutan menjadi prioritas utama bagi kami. Kami siap untuk memanfaatkan keahlian dan meningkatkan pertumbuhan di seluruh wilayah serta terus memperkuat portofolio produk dan layanan dalam mengatasi kesenjangan asuransi tradisional," katanya dalam keterangan tertulis, Senin (9/1).

Sedangkan, Head of Private Equity Investments Asia BlueOrchard, Mahesh Joshi mengatakan, dengan keahlian, kemampuan, dan teknologi untuk mengembangkan produk-produk dan solusi, Igloo merupakan perusahaan yang tepat untuk mendukung misi perusahaan dalam melindungi dan meningkatkan ketangguhan komunitas-komunitas yang rentan terhadap dampak perubahan iklim.

"Kami bangga mendukung Igloo yang merupakan perusahaan dengan model bisnis yang menguntungkan, berkelanjutan dan peduli akan lingkungan sosial.”

Babak pendanaan seri ini membuktikan kepercayaan para investor terhadap performa Igloo yang secara konsisten membawa cakupan asuransi ke segmen uninsured dan underinsured berjumlah besar di Asia Tenggara.

Penunjukkan Country Manager Indonesia

Menurut Google, dengan Temasek dan Bain & Co, dalam the e-Conomy SEA Report, asuransi digital merupakan salah satu sektor yang terlihat tumbuh cepat dalam layanan keuangan digital, dengan pertumbuhan sebesar 64 persen secara tahunan (year on year/yoy). Nilai tersebut diprediksi tumbuh mencapai US$400 juta pada 2022 atau tumbuh hingga US$1 miliar pada 2025.

Kehadiran insurtech dinilai dapat secara positif meningkatkan penetrasi, inklusi, dan literasi digital khususnya dalam industri asuransi di Indonesia. Data ini juga menunjukkan Indonesia sebagai salah satu negara berkembang potensial untuk industri insurtech.

Dana tambahan tersebut memungkinkan Igloo memiliki pondasi finansial selama beberapa tahun ke depan dan akan digunakan untuk menarik talenta engineering, produk, desain dan pengolahan data terbaik dari seluruh dunia, mengingat 50 persen tim Igloo difokuskan untuk penelitian dan pengembangan.

Igloo juga sedang dalam proses mengidentifikasi dan mengamankan berbagai peluang merger dan akuisisi untuk mewujudkan visi  ‘Asuransi untuk Semua’ (Insurance for All). 

Perusahaan juga telah menunjuk Henry Mixson sebagai Country Manager Igloo di Indonesia. Henry telah berpengalaman selama lebih dari 10 tahun di industri teknologi dan fintech. Sebelum bergabung dengan Igloo, Henry sempat menjabat sebagai Country Manager dan Regional Head of Credit Aspire Financial Technology dan merupakan anggota dari tim pendiri inti di Tunaiku/Amar Bank.

“Saya sangat senang bergabung dengan Igloo dan berharap dapat berkontribusi dalam misi perusahaan ini untuk menyediakan asuransi bagi semua" kata Henry

Ia meyakini, Igloo berada dalam jalur yang tepat dan memiliki posisi yang kuat dengan inovasi teknologinya untuk menyediakan asuransi yang sesuai kebutuhan dan terjangkau bagi masyarakat. 

“Dengan pengetahuan yang luas serta pengalaman dan kepemimpinan secara khusus di industri teknologi, Henry akan memainkan peran penting dalam mengembangkan Igloo di Indonesia,” kata Raunak.

Di bawah kepemimpinannya, Igloo menargetkan peningkatan pertumbuhan perusahaan hingga tiga kali lipat pada 2023 dengan meluncurkan lebih banyak produk, menjalin kemitraan, menemukan lebih banyak mitra distribusi, dan membantu lebih banyak pelanggan sesuai kebutuhannya.

Hingga saat ini, Igloo telah menjalin kemitraan dengan lebih dari 55 perusahaan di tujuh negara dan lebih dari 15 produk dalam rangkaian produknya yang terus berkembang. Perusahaan telah memfasilitasi lebih dari 300 juta polis dan meningkatkan premi bruto sebesar 30 kali lipat sejak 2019.

Sejak awal didirikan, Igloo membuat asuransi lebih mudah diakses dan terjangkau melalui data dan teknologi di Asia Tenggara.

Belum lama ini, Igloo meluncurkan produk Asuransi Indeks Cuaca parametrik pertamanya di Vietnam, salah satu dari lima negara pengekspor beras terbanyak. Memanfaatkan kontrak pintar (smart contract) berbasis blockchain, produk ini mengotomatisasi pembayaran klaim yang dihitung menggunakan nilai yang telah ditetapkan sebelumnya untuk kerugian yang disebabkan cuaca atau bencana alam.

Ke depannya, Igloo juga berencana memperluas jangkauan  produknya ke Indonesia sebagai negara penghasil padi terbesar ke-3 di dunia, untuk melindungi para petani padi yang belum tersentuh layanan asuransi.

Related Topics