BUSINESS

OPEC Pangkas Produksi 2 Juta Bph, Barat dan Timur Saling Tuding

Keputusan OPEC+ memicu bentrokan terbesarnya dengan Barat.

OPEC Pangkas Produksi 2 Juta Bph, Barat dan Timur Saling TudingSalah satu kilang minyak di Blok Masela. (petroenergy)
by
06 October 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Harga minyak dunia kembali bergerak naik usai Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak beserta sekutunya (OPEC+) menyetujui pemangkasan kuota produksi sebanyak 2 juta barel per hari mulai November mendatang.

Langkah ini akan semakin membatasi pasokan minyak di pasar yang telanjur ketat. Keputusan OPEC+ ini memicu bentrokan terbesarnya dengan Barat. Pemerintah AS menyebut keputusan tersebut mengejutkan dan picik.

Melansir Reuters, pemimpin de facto OPEC, Arab Saudi, menyatakan pemangkasan produksi 2 juta barel per hari (bph) setara dengan 2 persen dari pasokan global. Keputusan ini dilakukan guna menanggapi kenaikan suku bunga di Barat dan perekonomian global yang melemah.

Negara kerajaan itu menolak tudingan bahwa mereka berkolusi dengan Rusia, yang termasuk dalam kelompok OPEC+, untuk mendorong harga minyak menjadi lebih tinggi.

Bank Sentral AS bakal lebih agresif menaikkan suku bunga

Presiden Amerika Serikat Joe Biden. ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque

Menanggapi langkah OPEC+, Gedung Putih atas nama Presiden Joe Biden menyebut akan merilis stok minyak strategis lebih lanjut untuk menurunkan harga minyak.

Pemangkasan produksi minyak juga dinilai akan menambah kenaikan laju inflasi di AS. Ini jelas dapat mendorong Fed untuk semakin agresif menaikkan suku bunga acuan, yang pada akhirnya dapat menekan pertumbuhan ekonomi AS.

"Presiden kecewa dengan keputusan picik OPEC+ untuk memangkas kuota produksi sementara ekonomi global menghadapi dampak negatif lanjutan dari invasi (Presiden Rusia Vladimir) Putin ke Ukraina," kata Gedung Putih.

Saat ini Biden menghadapi penurunan elektabilitas menjelang pemilihan paruh waktu karena inflasi yang melambung. Biden telah meminta Arab Saudi, sekutu jangka panjang AS, untuk membantu menurunkan harga minyak.

Para pejabat AS mengatakan sebagian alasan Washington menginginkan harga minyak yang lebih rendah adalah untuk memangkas pendapatan minyak Moskow. Biden melakukan perjalanan ke Riyadh tahun ini, tetapi gagal mendapatkan komitmen kerja sama yang kuat tentang energi. Hubungan semakin tegang karena Arab Saudi tidak mengutuk tindakan Moskow di Ukraina.

Harga minyak mentah menguat

ilustrasi : kilang minyak dan gas
Shutterstock/Maksim Safaniuk

Related Topics