BUSINESS

Upaya Volkswagen Jungkalkan Tesla

Rencana strategis disiapkan untuk mewujudkannya.

Upaya Volkswagen Jungkalkan TeslaShuttestock/ josefkubes

by Eko Wahyudi

02 December 2021

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Produsen mobil terbesar Eropa, Volkswagen (VW), berencana mengembangkan pabrik sel baterai. Total biayanya 30 miliar euro atau lebih dari Rp480 triliun. VW juga akan memakai dana dimaksud untuk mengamankan bahan baku vital kendaraan listrik (EV), dan memenuhi ambisinya untuk mengalahkan Tesla.

Dalam sebuah wawancara di konferensi Reuters Next, anggota Dewan Volkswagen, Thomas Schmall, mengatakan akan mencari mitra luar untuk mendanai proyek tersebut. VW tidak harus memimpin pendanaan, jika tidak berniat untuk membagi investasi sama besar.

Dalam beberapa bulan ke depan, perusahaan terbuka untuk mendiskusikan model kemitraan yang akan dibangun, ujarnya seperti dikutip Reuters, Kamis (2/12). 

Volkswagen akan bangun enam pabrik baterai EV

VW berencana membangun enam pabrik sel baterai besar di Eropa pada akhir dekade ini. Ekspansi perusahaan otomotif asal Jerman tersebut terdapat dalam rencana strategisnya untuk berupaya menjungkalkan Tesla sebagai produsen kendaraan listrik top dunia.

Pabrik pertama di Northvolt, Swedia, akan memulai produksi sel premium untuk VW mulai 2023. VW memiliki seperlima saham pabrik. Pabrik kedua di Salzgitter, Jerman, mulai beroperasi pada 2025. VW akan membangunnya bersama dengan Gotion High-Tech dari Tiongkok. Empat pabrik lagi akan menyusul pada akhir dasawarsa ini, kemungkinan besar di Spanyol dan Eropa timur. Dua lokasi lain belum diungkapkan.

Perkiraan biaya yang diibutuhkan untuk membangun satu pabrik berkisar 1-2 miliar euro, sementara kapasitasnya berkisar 40-80 gigawatt-jam (GWh) bergantung pada bahan kimia serta pasokan energi yang tersedia. 

Rantai produksi berkelanjutan

Kapasitas produksi juga bertaut dengan pasokan bahan baku seperti lithium dan nikel. Maka dari itu, VW akan melakukan pendekatan lebih proaktif dan serta menjalin kemitraan dengan pemasok bahan baku. 

VW tengah mengajukan rencana investasi untuk lima tahun mendatang kepada Dewan Pengawas. Berbagai strategi dikejar, dan salah satunya adalah kemungkinan menjadi pemegang saham di perusahaan tambang. 

Perusahaan perlu memastikan bahan-bahan diperoleh secara berkelanjutan. Poin-poinnya mencakup transparansi laporan, peringkat pemasok, dan upaya untuk menghapus beberapa bahan terutama kobalt.

Pada akhirnya, Volkswagen akan memastikan rantai produksi kendaraan listriknya memenuhi aspek berkelanjutan. Soalnya, produksi kendaraan listrik saja dinilai tak cukup untuk Volkswagen. Sebab, perusahaan otomotif ini juga menuju nol emisi karbon paling lambat pada 2050.

"Mudah-mudahan kami menunjukkan kepada Anda bahwa kami menjaga dari awal, dari langkah pertama, dari proses penambangan, hingga berkelanjutan, hingga titik terakhir masa pakai baterai dan masa pakai mobil dan daur ulang," tutur Schmall.