BUSINESS

Laba Bumi Resources Semester I-2020 Melonjak 8.771 Persen

Operasional BUMI terdampak La Nina.

Laba Bumi Resources Semester I-2020 Melonjak 8.771 PersenIlustrasi batu bara ITMG. (Website ITMG)
02 September 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$167,67 juta pada semester I-2022, melonjak 8.771 persen ketimbang periode sama tahun lalu yang US$1,89 juta. 

Laba per 1000 saham BUMI dengan demikian ikut naik menjadi US$1,56 dari sebelumnya US$0,03.

Naiknya laba bersih emiten batu bara tersebut sejalan dengan peningkatan pendapatan. Pada enam bulan pertama 2022, pendapatan BUMI naik 129,62 persen dari US$421,86 juta tahun lalu menjadi US$968,68 juta.

Dilihat berdasarkan komoditasnya, pendapatan tersebut didominasi oleh penjualan batu bara lokal kepada pihak ketiga yang mencapai US$509,05 juta. Lalu, penjualan batu bara ekspor untuk pihak ketiga mencapai US$454,09 juta.

Kemudian, ada pula penjualan emas kepada pihak ketiga lokal senilai US$4,88 juta.

Pelanggan yang mempunyai transaksi lebih 10 persen dari total pendapatan untuk periode enam bulan 2022, yakni Rwood Resources DMCC senilai US$275,27 juta, PT PLN Persero senilai US$189,08 juta, dan PT Jhonlin Group senilai US$186,99 juta.

Meski demikian, sejumlah beban BUMI juga turut naik: beban pokok pendapatan naik 120,9 persen menjadi US$754,96 juta dari US$341,73 juta, dan beban usaha naik menjadi US$56,58 juta dari US$30,47 juta

Produksi batu bara turun

Direktur Bumi Resources, Dileep Srivastava, mengatakan performa operasional perusahaan terdampak oleh hujan lebat berkepanjangan akibat La Nina. Itu membuat penurunan produksi tidak terhindarkan dari 40,1 juta ton pada periode sama tahun lalu menjadi 34,5 juta ton.

Namun begitu, peningkatan harga batu bara dunia memberikan dampak positif. Harga FOB batu bara rata-rata US$108 per ton, melesat 92 persen dibandingkan harga sebelumnya yang US$56,2 per ton.

"Penurunan volume 16 persen dengan harga rata-rata batu bara 92 persen lebih tinggi. Itu tercermin dalam pendapatan (batu bara) yang 66 persen lebih tinggi. Pengupasan lapisan (overburden removal) lebih tinggi 8 persen karena hujan lebat yang terus menerus di area pertambangan akibat La Nina sejak akhir tahun lalu," kata Dileep, Kamis (1/9).

Hingga akhir tahun, perusahaan masih optimistis dapat memproduksi 78-83 juta ton batu bara, dengan harga rata-rata yang terus meningkat. Dileep menyebutkan proyeksi harga rata-rata batu bara hingga akhir tahun berkisar US$120-125 per ton.

"Dengan cuaca yang lebih kering dapat meningkatkan produksi. Kinerja di semester II dapat secara signifikan lebih tinggi daripada paruh pertama," katanya.

Related Topics