BUSINESS

Penjualan Naik, Krakatau Steel Untung Rp835 Miliar di Kuartal III/2021

Penjualan Krakatau Steel capai Rp23 triliun.

Penjualan Naik, Krakatau Steel Untung Rp835 Miliar di Kuartal III/2021Pabrik Hot Strip Mill PT Krakatau Steel (Persero). Dok. Krakatau Steel
01 November 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk mencatat laba bersih sebesar US$59.546 ribu atau sekitar Rp835 miliar (kurs Rp14.025 per US$) sampai dengan Kuartal III 2021. Jumlah itu berbanding terbalik dari periode sama tahun lalu yang rugi US$2.875. 

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim menuturkan, keuntungan yang diperoleh perseroan didorong oleh peningkatan penjualan, efisiensi serta kontribusi anak perusahaan setelah transformasi dilakukan sejak 2019.

Secara volume, angka penjualan produk baja utama yaitu Hot Rolled Coil dan Cold Rolled Coil serta produk pipa baja, Long Product maupun pelat baja mengalami peningkatan 26,9 persen menjadi 1.592.282 ton dibandingkan di periode sama tahun 2020 sebesar 1.162.532 ton.

"Nilai penjualan perseroan tercatat sebesar Rp23 triliun di Kuartal III 2021 ini, meningkat4 1,7 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan penjualan ini disebabkan karena penetrasi produk KS ke pasar semakin baik dengan program digitalisasi, customer engagement dan hilirisasi," ujar Silmy dikutip dari keterbukaan informasi, Senin (1/11).

Penjualan produk hilirisasi juga mengalami peningkatan volume sebesar 86,7 persenm enjadi sebesar 13.181 ton hingga Kuartal III 2021 dibandingkan periode yang sama dit ahun 2020 sebesar 1.743 ton.

Pada periode ini Krakatau Steel juga mampu menurunkan fixed cost hingga 11 persen menjadi Rp845,4 miliar dan variable cost hingga 11 periode menjadi Rp816,7 miliar jika dibandingkan periode hingga September tahun 2020.

"EBITDA Krakatau Steel juga meningkat 56,1 persen dengan nilai EBITDA di Kuartal III 2021 ini sebesar Rp1,7 triliun dibandingkan dengan EBITDA di periode yang sama di tahun 2020 yang sebesar Rp745,1 miliar,” jelasnya.

Menurut Silmy, sepanjang 2021 Krakatau Steel telah mencatatkan kinerja positif yang terus meningkat. Tren ini membuat manajemen optimistis di akhir tahun 2021 akan membukukan kinerja yang baik.

"Krakatau Steel saat ini semakin sehat, semakin efisien, sehingga kami semakin kompetitif. Kami siap untuk terus meraih capaian yang lebih tinggi lagi," imbuh Silmy.

Kuatkan Produk Hilir

Dalam wawancara kepada Fortune Indonesia, Silmy mengatakan bahwa perseroan tengah fokus mengembangkan produk-produk hilirnya agar lebih kompetitif di pasar. Salah satu yang jadi fokus adalah produk baja untuk industri otomotif.

"Kami harus masuk ke otomotif. Karena teknologi tertinggi baja ada di otomotif. Karena baja makin tipis tapi kekuatannya sama. Dulu kan istilahnya mobil itu berat mantap. Kalau sekarang kan kaleng (ringan). Paling susah bikin baja makin ringan, tapi kekuatannya sama. Karena tidak membutuhkan CC yang besar. Kedua, dia juga aman," ucap pria yang gemar bersepeda itu.

Rencana KRAS—kode saham emiten tersebut—untuk masuk ke industri otomotif sejalan dengan rencana integrasi industri baterai kendaraan listrik PT HKML Battery Indonesia dan Hot Strip Mil 2 (HSM2) yang dimiliki perseroan.

HKML Battery Indonesia sendiri merupakan anak perusahaan konsorsium LG Energy Solution, Hyundai, Hyundai Mobis, Kia Mobil, dan PT Industri Baterai Indonesia (BUMN Baterai Indonesia).

Integrasi tersebut dapat menjadi nilai tambah pada sektor industri otomotif sebab krakatau steel dapat memasok baja berkualitas untuk pabrik tersebut sekaligus industri mobil listrik nasional.

"Jadi saya pengen masuk hilir untuk perkuat produk hilir, sekarang sudah ke sana cuma perlu proses," jelasnya.

Related Topics