BUSINESS

Saham Tesla Merosot, Kekayaan Elon Musk Menguap Rp196,3 Triliun

Saham Tesla melemah usai laporan keuangan kuartal IV-2023.

Saham Tesla Merosot, Kekayaan Elon Musk Menguap Rp196,3 Triliunilustrasi Elon Musk (dok.reuters)
26 January 2024
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Penurunan saham Tesla sebesar 13,2 persen menjadi 180,38 pada Kamis (25/1) membuat Elon Musk kehilangan kekayaan hingga U$18,8 miliar atau sekitar Rp196,3 triliun (kurs: Rp15.764 per US$).

Elon menggenggam 13 persen saham Tesla, dan sebagian besar kekayaannya berasal dari perusahaan otomotif tersebut.

Pelemahan saham Tesla terjadi usai laporan pendapatan kuartal keempat 2023, yang mereka rilis pada hari Rabu (24/1), menunjukkan bahwa perusahaan tidak mencapai ekspektasi investor.

Menurut estimasi Forbes Billionaires, Elon mengalami penurunan kekayaan lebih dari US$17 miliar dibandingkan dengan miliarder dunia lainnya. Meski demikian, dia masih tercatat sebagai orang paling tajir di planet ini dengan harta kekayaan US$203,6 miliar.

Ini bukan pertama kalinya kekayaan Elon menguap akibat penurunan harga saham Tesla. Dilansir Fortune.com, akhir Oktober 2023 lalu kekayaannya merosot U$16,1 miliar setelah saham Tesla longsor 9,3 persen akibat perkara yang sama.

Sepanjang 2023, Tesla membukukan laba per saham US$3,12 juta, turun 23 persen dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yang mencapai US$4,07 juta. Ini merupakan penurunan laba tahunan pertama perusahaan otomotif besutan Elon tersebut sejak 2020.

Sementara itu, EBITDA atau laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi turun 13,32 persen dari US$19,18 miliar pada 2022 menjadi $16,63 miliar tahun lalu, dengan margin yang juga terpangkas dari 23,6 persen menjadi 17,2 persen.

Pesaing baru

Meski laba bersih menunjukkan penurunan, pendapatan Tesla naik 18,80 persen dari U$81,46 miliar menjadi US$96,77 miliar. Angka tersebut juga menjadi rekor pendapatan tahunan perseroan, setidaknya dalam lima tahun terakhir.

Dalam keterangan resminya, Tesla mengumumkan produksi sekitar 1,84 juta kendaraan serta pengiriman 1,80 juta kendaraan sepanjang tahun lalu. Baik produksi maupun pengiriman kendaraan mencatatkan pertumbuhan masing-masing 35 persen dan 38 persen dibandingkan dengan 2022.

"Terima kasih kepada semua pelanggan, karyawan, pemasok, pemegang saham, dan pendukung kami yang membantu kami meraih pencapaian luar biasa pada 2023," demikian pernyataan Tesla, dikutip Kamis (25/1).

Pada hari yang sama, Elon menyampaikan kekhawatiran atas pesaing barunya dari Tiongkok, yang dia sebut sebagai “perusahaan mobil paling kompetitif di dunia.”

Elon mengeklaim bahwa produsen mobil negeri Tirai Bambu, termasuk BYD, Geely, dan SAIC, “sangat bagus,” dan dapat mengancam produsen mobil lain di AS dan negara lain jika pemerintah tidak mengambil tindakan.

“Sejujurnya, jika hambatan perdagangan tidak ditetapkan, hal ini akan menghancurkan sebagian besar perusahaan mobil lain di dunia,” katanya.

Related Topics