Globis University Terapkan ‘Kokorozashi’ Demi Transformasi Kepemimpinan

Jakarta, FORTUNE - Globis University baru saja mengumumkan ekspansinya ke pasar Indonesia melalui peluncuran GLOBIS Indonesia Hub di Jakarta. Langkah tersebut menandai kehadiran keempat GLOBIS di Asia Tenggara, menyusul pendahulunya di Singapura, Thailand, dan Filipina.

Kehadiran kantor Jakarta ini bertujuan memperluas akses bagi profesional dan wirausahawan lokal terhadap program MBA yang diakui secara global. Indonesia dipandang sebagai pasar penting karena memiliki basis mahasiswa internasional terbesar keempat bagi institusi pendidikan bisnis tersebut. Saat ini, alumni asal Indonesia mencapai 36 orang.

Dalam kunjungannya ke Jakarta, Dekan Globis University, Satoshi Hirose, menyatakan hubungan sejarah antara Jepang dan Indonesia menjadi salah satu landasan utama ekspansi ini.

"Kami berpendapat Indonesia adalah salah satu negara terpenting yang harus menjadi fokus kami karena Jepang dan Indonesia memiliki sejarah yang sangat baik. Kami percaya bahwa kita saling mendukung satu sama lain," ujarnya dalam sebuah sesi luncheon di Jakarta.

Globis menawarkan kerangka kepemimpinan unik yang disebut kokorozashi. Konsep ini diterjemahkan sebagai rasa memiliki atas misi atau tujuan hidup pribadi yang menyatukan nilai-nilai, gairah, dan visi seseorang untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat.

Menurut Hiroshe, pendidikan bisnis bagi Globis bukan hanya menyangkut penguasaan materi teknis, melainkan perjalanan menemukan misi pribadi.

"Globis ingin membantu orang-orang yang memiliki rasa misi seperti itu. Itulah yang kami pikirkan. Saat ini, rata-rata usia mahasiswa Globis asal Indonesia adalah pertengahan 30-an, dan apa yang saya lihat dari mereka adalah keberagaman yang nyata," kata Hiroshe.

Dalam hal pengajar, 100 persen jajaran dosen di universitas tersebut adalah praktisi. Seluruh instrukturnya merupakan eksekutif atau pemimpin industri yang mengajarkan materi berdasarkan pengalaman nyata, mulai dari manajemen krisis hingga restrukturisasi bisnis. Pendekatan ini terbukti efektif dengan penguasaan 40 persen pangsa pasar pendidikan MBA di Jepang.

Selain itu, kurikulum Globis mengintegrasikan konsep technovate, yakni pola pikir yang menggabungkan teknologi dan inovasi, termasuk kesiapan menghadapi era kecerdasan buatan (AI). Dalam hemat Hiroshe, di tengah teknologi AI yang terus berkembang, Globis tetap menggarisbawahi aspek manusiawi, seperti pengambilan keputusan berdasarkan nilai dan rasa tujuan hidup, takkan pernah bisa digantikan oleh mesin.

Dengan lebih dari 70 persen populasi berusia di bawah 40, Indonesia menawarkan potensi ekonomi yang menyerupai era pertumbuhan pesat Jepang di masa lalu. Demi mendukung para talenta ini, Globis memperkenalkan Hub-Ambassador Scholarship untuk periode 2025–2026 yang menawarkan pembiayaan hingga 100 persen bagi kandidat terpilih.

Selain beasiswa penuh, tersedia pula skema Student Loan yang memungkinkan pembayaran hingga 50 persen biaya kuliah dilakukan setelah lulus. Bagi profesional yang memiliki keterbatasan waktu, GLOBIS menyediakan program Pre-MBA berdurasi tiga bulan dengan biaya sekitar Rp13,7 juta sebagai gerbang awal menuju gelar MBA penuh.

Akan hal program full-time untuk gelar MBA, biaya pendaftarannya sekitar Rp24 jutaan, dan Rp448 juta untuk biaya program.

"Saya yakin Indonesia memiliki peluang besar saat ini dan saya sangat berharap kami dapat membantu agar pemimpin yang baik dapat menciptakan bisnis yang baik di sini, serta memberikan dampak positif bagi masyarakat," ujar Hiroshe.