Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
For
You

Imbas Government Shutdown AS, Unilever Plc Tunda Spin-Off Bisnis Es Krim Magnum

logo unilever
logo unilever (unilever.com)
Intinya sih...
  • Unilever Plc menunda pemisahan bisnis es krim Magnum akibat government shutdown AS.
  • Penundaan ini disebabkan oleh tidak adanya persetujuan dokumen pendaftaran saham oleh SEC.
  • Analisis memperkirakan pemisahan akan memberikan manfaat bagi Unilever dan Magnum dalam strategi dan pertumbuhan bisnis.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Perusahaan barang konsumsi global, Unilever Plc menunda rencana pemisahan (spin-off) unit bisnis es krim Magnum seiring penutupan pemerintahan Amerika Serikat (government shutdown).

Hal ini merupakan salah satu contoh terbaru dari gangguan bisnis global yang ditimbulkan akibat kebuntuan politik di Washington.

Dilansir dari Reuters, Unilever menyatakan, Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) saat ini tidak dapat menyetujui dokumen pendaftaran yang diperlukan agar saham The Magnum Ice Cream Company bisa terdaftar dan diperdagangkan di Bursa Efek New York (NYSE).

Pencatatan utama saham Magnum awalnya dijadwalkan pada 10 November di Amsterdam, dengan pencatatan sekunder di New York dan London. Setelah pemisahan selesai, Unilever berencana tetap mempertahankan 19,9 persen kepemilikan saham di bisnis es krim yang menaungi merek Magnum, Ben & Jerry’s, dan Cornetto.

Penundaan ini menyoroti dampak besar shutdown pemerintah federal AS yang telah berlangsung selama tiga pekan. Kondisi tersebut telah menghambat aksi korporasi, penawaran saham perdana (IPO) dan sektor penerbangan dengan kerugian ekonomi yang diperkirakan mencapai hingga US$15 miliar per minggu akibat berkurangnya aktivitas bisnis.

Selain Unilever, DeepGreenX Group, perusahaan energi hijau asal Seoul, juga menarik dokumen IPO-nya di AS karena tidak dapat berkomunikasi dengan staf SEC selama shutdown berlangsung.

Dampak Kebijakan ke Pasar IPO

Para analis memperkirakan, langkah pemisahan ini akan memberikan manfaat bagi Unilever dan Magnum, karena masing-masing bisnis dapat lebih fokus pada strategi dan pertumbuhan.

Unilever mengatakan, persiapan proses tersebut masih berjalan sesuai rencana. Perusahaan berkomitmen menyelesaikan spin-off tahun ini. Saham Unilever turun tipis 0,8 persen pada perdagangan Selasa, sedikit tertinggal dari para pesaingnya.

“Kami tidak khawatir dengan penundaan ini,” ujar Anna Farmbrough, Manajer Portofolio di perusahaan investasi Ninety One, salah satu investor Unilever dikutip dari Reuters, Rabu (22/10). “Waktu pencatatan tidak terlalu penting dalam konteks besar — yang lebih penting adalah kualitas bisnis inti dan potensi pertumbuhan jangka panjang.”

Selama shutdown, regulator pasar AS menghentikan peninjauan IPO karena keterbatasan operasional. Walaupun awal bulan ini sempat diberikan kelonggaran, perusahaan umumnya tidak bisa melantai di Wall Street selama Kongres belum menyetujui anggaran pemerintah, karena pejabat SEC tidak dapat meninjau dan menyetujui dokumen pendaftaran. Kondisi ini memicu kekhawatiran investor bahwa kebuntuan politik di Washington dapat melemahkan pasar IPO.

Beberapa perusahaan memiliki opsi untuk membiarkan dokumen pendaftaran efektif secara otomatis, meski cara ini berisiko tinggi karena penetapan harga saham harus dilakukan 20 hari sebelum pencatatan, tanpa pemeriksaan akhir dari SEC — bisa saxja meningkatkan potensi kesalahan atau kelalaian informasi.

Meski menghadapi penundaan, Unilever tetap menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Selasa. Dalam rapat tersebut, para pemegang saham menyetujui rencana konsolidasi modal saham. Namun, Unilever menyatakan jadwal implementasinya akan disesuaikan dengan perkembangan terbaru.

Share
Topics
Editorial Team
Ekarina .
EditorEkarina .
Follow Us

Latest in Business

See More

EMLI Garap Pelumas Industri Pengemasan, Produk Efisiensikan Energi 10%

22 Okt 2025, 08:13 WIBBusiness