Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Krisis Talenta, McKinsey Prediksi Defisit Penasihat Keuangan di 2034

Ilustrasi mengatur keuangan (pexels/karolina grabowska)

Jakarta, FORTUNE - Firma konsultan McKinsey & Co. memperkirakan industri manajemen kekayaan akan menghadapi kekurangan sekitar 100.000 penasihat keuangan pada 2034. Laporan terbaru mereka yang bertajuk berjudul The Looming Advisor Shortage in U.S. Wealth Management, menyebutkan bahwa kondisi ini dapat diatasi dengan peningkatan produktivitas dan rekrutmen talenta baru.

Populasi penasihat keuangan hanya tumbuh 0,3 persen per tahun dalam satu dekade terakhir dan diproyeksikan menurun 0,2 persen per tahun dalam 10 tahun ke depan. Jika tidak ada tindakan konkret, industri ini akan mengalami defisit tenaga kerja yang signifikan.

“Industri ini menghadapi tantangan besar—mengatasi kekurangan kapasitas 100.000 penasihat dalam 10 tahun ke depan—tanpa solusi yang mudah,” demikian tertulis dalam laporan McKinsey.

Untuk mengatasi hal tersebut, McKinsey menyarankan untuk fokus pada menarik talenta baru, meningkatkan produktivitas mereka, serta mengoptimalkan kinerja penasihat yang sudah berpengalaman.

Laporan itu juga menyoroti peningkatan permintaan terhadap layanan penasihat keuangan sebagai pemicu utama kekurangan tenaga kerja. Pendapatan dari hubungan konsultasi berbasis biaya meningkat dari US$150 miliar pada 2015 menjadi US$260 miliar pada 2024. Jumlah klien yang menggunakan jasa penasihat manusia juga tumbuh tiga kali lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan populasi.

McKinsey menyebutkan bahwa meningkatnya kekayaan masyarakat AS dan kesediaan membayar layanan penasihat profesional turut mendorong permintaan.

“Secara historis, industri ini mampu memenuhi kebutuhan dengan pertumbuhan jumlah penasihat dan produktivitas yang lambat namun stabil. Namun, menangkap peluang industri ini akan menjadi lebih sulit seiring bertambahnya usia tenaga kerja dan berkurangnya penasihat," kata laporan tersebut.

Strategi perekrutan dan peningkatan produktivitas

McKinsey memperkirakan sekitar 110.000 penasihat akan pensiun dalam satu dekade mendatang, dengan jumlah rekrutan baru yang lebih sedikit. Untuk mengatasi kekurangan, industri perlu menarik antara 30.000 hingga 80.000 penasihat baru dalam 10 tahun ke depan, dibandingkan hanya 8.000 dalam dekade terakhir.

“Secara keseluruhan, jika produktivitas meningkat, industri ini akan membutuhkan antara 320.000 hingga 370.000 penasihat untuk memenuhi permintaan pada 2034,” demikian ditulis dalam laporan tersebut.

Rekrutmen dapat dilakukan melalui program kampus, magang terstruktur, dan program rotasi kerja. McKinsey juga menyoroti potensi tenaga kerja dari pialang langsung di AS, yang telah melatih lebih dari 5.000 penasihat baru dalam lima tahun terakhir. Selain itu, individu yang gagal dalam program pengembangan penasihat juga bisa menjadi talenta potensial.

“Kandidat-kandidat ini bisa saja sukses di perusahaan dan budaya yang berbeda, serta mungkin sudah memiliki lisensi dan pelatihan dasar yang diperlukan,” tambah laporan tersebut.

Selain rekrutmen, peningkatan produktivitas sebesar 10 persen hingga 20 persen diperlukan untuk mengatasi defisit tenaga kerja. “Industri ini harus meningkatkan generasi prospek, kerja tim, dan manajemen praktik, serta mengadopsi teknologi berbasis kecerdasan buatan generatif untuk mengurangi tugas-tugas rendah nilai,” kata laporan itu.

Sebagai contoh, sentralisasi pencarian prospek dapat meningkatkan kapasitas penasihat sebesar 3 persen hingga 4 persen. Sementara itu, kerja tim dan manajemen praktik dapat meningkatkan produktivitas sebesar 3 persen hingga 6 persen, dan kecerdasan buatan dapat menambah kapasitas antara 7 persen hingga 15 persen.

Jika strategi ini berhasil, industri dapat menutup kekurangan tenaga kerja yang setara dengan 30.000 hingga 60.000 penasihat dengan tingkat produktivitas 2024.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Desy Yuliastuti
pingit aria mutiara fajrin
Desy Yuliastuti
EditorDesy Yuliastuti
Follow Us