Jakarta, FORTUNE – Salah satu jenama kuliner yang menyajikan citarasa khas Singapura, Little Red Dot membuka gerai perdananya di Indonesia. Jenama ini mengungkapkan strategi utama bisnis kuliner untuk bisa bertahan secara berkelanjutan di industri Food and Beverages (F&B) Indonesia adalah berjalan 'pelan tapi pasti' dan berhati-hati dalam berekspansi.
Co-founder sekaligus chef Little Red Dot, Douglas Ng, menjelaskan strategi pelan tapi pasti yang dimaksud merupakan konsistensi kualitas rasa yang ditawarkan dan pelayanan. “Kami ingin mewujudkan pengembangan bisnis yang proper. Kami tidak ingin terburu-buru, tapi tidak menghasilkan rasa dan pelayanan yang konsisten,” ujarnya kepada Fortune Indonesia, Jumat (12/7).
Untuk menjalankan bisnis kuliner, pebisnis memahami setiap bahan yang digunakan, keinginan pasar, dan bagaimana menyelaraskan keduanya. Apalagi, hidangan yang ditawarkan oleh Little Red Dot adalah makanan dari luar Indonesia dan memiliki citarasa yang belum tentu diterima oleh masyarakat Indonesia.
Contohnya, penggunaan bahan utama bakso ikan–menu unggulan Little Red Dot–yang memakai 100 persen ikan ekor kunin segar, tanpa tambahan tepung maupun pengawet. “Ikan adalah makhluk hidup, dan bahan baku yang kami terima setiap hari bisa berbeda, kadang karakternya bisa beda, kadang konsentrasi air juga membuat rasanya beda,” kata. “Kami harus punya pengalaman mendalam dengan bahan baku ikan di dapur, dan harus kami pahami setiap harinya, dan ini butuh waktu yang tidak sebentar.”
Gerai pertama Little Red Dot berlokasi di Central Park, Jakarta,Barat. Doghlas mengatakan, jenamanya tidak terburu-buru menambah gerai baru, sambil melihat waktu yang tepat dan menyesuaikan keinginan pasar.
“Kami hanya ingin jadi jenama yang sederhana tapi bisa berdampak baik bagi para konsumen, yang terpenting adalah mereka bisa menyukai menu yang kami tawarkan,” ujarnya.