McKinsey: Entrepreneurial Capital Dorong Produktivitas Nasional

- Riset McKinsey Global Institute temukan upaya dorong produktivitas nasional melalui Entrepreneurial Capital
- Inovasi & konsistensi kunci pengembangan bisnis
- Qverse perusahaan penyedia pendanaan berbasis venture debt telah mendukung lebih dari 150 perusahaan di Indonesia.
Jakarta, FORTUNE – Riset dari McKinsey Global Institute dengan tema “The Enterprising Archipelago: Propelling Indonesia’s Productivity” mengungkapkan bahwa ada sejumlah upaya untuk mendorong produktivitas nasional. Hal itu terungkap dalam forum Quorum 4.0 yang diselenggarakan Qverse bersama dengan Init-6 Venture Capital beberapa waktu lalu.
Partner dan Leader People & Organizational Performance Practice McKinsey untuk Asia Tenggara, Phillia Wibowo, menjelaskan, produktivitas nasional tidak hanya bergantung pada financial capital, tetapi juga human capital, institutional capital, infrastructure capital dan yang terakhir adalah entrepreneurial capital. Dengan demikian, lanjutnya, emerging enterprise akan dapat tercipta sebagai penggerak ekonomi nasional.
“Untuk menghadapi tantangan global dan mendorong produktivitas nasional, Indonesia perlu membangun organisasi-organisasi yang adaptif dan tenaga kerja high-income skills untuk menciptakan nilai ekonomi yang lebih tinggi dan bersaing,” kata Phillia melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Rabu (5/11).
Inovasi & konsistensi jadi kunci pengembangan bisnis

Forum yang dihadiri oleh lebih dari 300 founders, CEO, executive emerging enterprise dari berbagai sektor di Indonesia ini juga dihadiri oleh Arief Wibisono selaku Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Jasa Keuangan dan Pasar Modal.
Dalam paparannya, Arief menekankan program dan kebijakan stimulus yang telah dirancang oleh pemerintah untuk mendukung para para pelaku usaha di Indonesia. Ia menegaskan komitmen Kementerian Keuangan dalam menciptakan ekosistem bisnis yang kondusif dan berfokus pada inovasi.
Sementara itu, Ketua Komite Kajian Ekonomi Regional Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Telisa Falianty juga menyoroti pentingnya penyelarasan kebijakan dan penguatan kapasitas kelembagaan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.
“Konsistensi regulasi, investasi infrastruktur, serta kolaborasi lintas lembaga menjadi kunci dalam memastikan potensi ekonomi Indonesia dapat terwujud menjadi pertumbuhan yang inklusif, produktif, dan berdaya saing global,” kata Telisa.
Dari perspektif founders dan entrepreneur emerging enterprise, Amira Ganis selaku Founder Brawijaya Healthcare Group juga berbagi dari pengalamannya membangun bisnis. Menurutnya, founders harus berorientasi pada inovasi dan tujuan yang berpihak kepada konsumen.
Ia mengajak para founders untuk terus membangun dengan integritas, ketahanan bisnis, dan rasa tanggung jawab terhadap masyarakat. Ia juga mengingatkan bahwa bisnis tidak hanya diukur dari besarnya valuasi, melainkan dari kualitas hidup masyarakat yang berhasil ditingkatkan.
Menutup seluruh rangkaian acara Quorum 4.0., CEO Qverse, Gena Bijaksana, menyampaikan bahwa pihaknya ingin membangun kolaborasi berkelanjutan. Qverse yang merupakan perusahaan penyedia pendanaan berbasis venture debt juga telah mendukung lebih dari 150 perusahaan di Indonesia.
“Kita berada di momen penting bagi ekosistem bisnis Indonesia. Pertumbuhan industri juga harus berjalan beriringan dengan kolaborasi, inovasi, yang berfokus pada penciptaan dampak ekonomi dan sosial,” kata Gena.
Senada dengan hal tersebut, Achmad Zaky selaku Founding Partner Init-6 juga menyampaikan optimismenya berkolaborasi bersama Qverse. Ia mengatakan “What’s next for Indonesia bukan hanya tentang teknologi ataupun investasi, tetapi tentang bagaimana kita menciptakan ekosistem bisnis yang kuat dan tanggung untuk mendorong produktivitas.” pungkas Zaky.


















