Penjualan Naik, Laba Bersih DSNG Tumbuh 53 Persen Menjadi Rp1,31 Triliun

- Laba bersih tumbuh dua digit pada kuartal III-2025.
- Pendapatan perseroan naik 24,7 persen menjadi Rp8,9 triliun.
- Sumbangsih penjualan lokal meningkat 27,9 persen menjadi Rp7,93 triliun.
Jakarta, FORTUNE - PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) membukukan kenaikan laba bersih 53 persen (YoY) menjadi Rp1,31 triliun pada kuartal III-2025. Kenaikan tersebut ditopang oleh pendapatan perseroan, yang meningkat 24,7 persen (YoY) menjadi Rp8,9 triliun.
Direktur Utama DSNG, Andrianto Oetomo, menjelaskan peningkatan ini terutama ditopang oleh segmen kelapa sawit yang memberikan kontribusi sekitar 88 persen terhadap total pendapatan, diikuti oleh produk kayu 11 persen dan energi terbarukan 1,7 persen.
“Juga peningkatan harga rata-rata penjualan (average selling price/ASP) produk sawit dan perbaikan efisiensi operasional di seluruh lini usaha," kata Andrianto, dalam keterangan resmi yang diterima, Jumat (24/10).
Sementara itu, penjualan mayoritas dikontribusi oleh penjualan lokal yang meningkat 27,9 persen (YoY) menjadi Rp7,93 triliun. Kemudian, penjualan ekspor meningkat 4,4 persen (YoY) menjadi Rp1,00 triliun pada kuartal III-2025.
Laporan keuangannya menunjukkan bahwa seiring dengan kenaikan penjualan, beban pokok penjualan meningkat 21,5 persen (YoY) menjadi Rp6,11 triliun.
Pendapatan segmen kelapa sawit mencapai Rp 7,8 triliun atau naik 27,8 persen (YoY). Kinerja positif ini didukung oleh kenaikan ASP seluruh produk utama, yakni CPO 16,3 persen (YoY), Palm Kernel 80,5 persen, dan PKO 82,8 persen.
Di sisi lain, volume penjualan naik sekitar 5 persen.
Produksi Tandan Buah Segar (TBS) meningkat 4 persen (YoY) menjadi 1,6 juta ton, dengan produksi CPO naik 3,9 persen (YoY).
Kualitas produk tetap terjaga, dengan free fatty acid (FFA) berdiri stabil pada 3 persen dan oil extraction rate (OER) 23,37 persen.
Per 30 September 2025, total aset perusahaan mencapai Rp17,2 triliun, turun 1,2 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Kondisi tersebut mencerminkan utilisasi kas untuk pembagian dividen dan pembayaran obligasi pada Juli 2025.
Perusahaan melanjutkan strategi deleveraging dengan melakukan pelunasan pinjaman lebih awal, yang menghasilkan penurunan total liabilitas sebesar 16,9 persen.
















