Perjalanan Roy Arman Arfandy Menjadi Nakhoda Harita Nickel
- Roy Arman Arfandy menapaki karier panjang di industri perbankan sejak 1991, sebelum akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan Harita Group pada 2020.
- Roy diangkat sebagai Direktur Utama Harita Nickel pada 15 Desember 2022.
Jakarta, FORTUNE – Roy Arman Arfandy tidak pernah membayangkan akan menjadi pemimpin di Harita Group, perusahaan yang telah ia kenal sejak hampir tiga dekade lalu. Perjalanannya menuju puncak kepemimpinan di PT Trimegah Bangun Persada Tbk atau Harita Nickel tidak berlangsung secara instan.
Harita Nickel perusahaan tambang nikel terbesar di Indonesia. Kinerja keuangannya, setidaknya hingga kuartal III-2024, impresif. Pendapatan perusahaan ini melonjak menjadi Rp20,3 triliun dalam sembilan bulan pertama 2024, naik 18,02 persen dari periode sama tahun sebelumnya.
Segmen pengolahan nikel menyumbang Rp17,7 triliun, sementara penambangan nikel menyumbang Rp2,6 triliun. Keuntungan bersih perusahaan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 4,09 persen menjadi Rp4,8 triliun.
Kesuksesan ini sulit dilepaskan dari tangan dingin Roy, yang sebelumnya membangun karier panjang di perbankan dan industri otomotif. Dia bergabung dengan Harita Group saat usianya memasuki 50-an.
Kisah pertemuannya dengan perusahaan ini bermula pada dekade 1990-an saat ia masih menjadi Team Leader Marketing Officer di PT Bank Danamon Indonesia cabang Makassar dan Ambon yang menangani akun perbankan Harita Group. Hubungan baik yang ia bangun dengan Lim Gunawan Hariyanto, pemegang saham Harita Group, membuka jalan bagi masa depannya.
Namun, saat pertama kali ditawari posisi di Harita, Roy tidak langsung menerimanya. Ia tetap melanjutkan kariernya di perbankan, meskipun tetap menjaga hubungan baik dengan berbagai pihak pada berbagai industri. Setelah 26 tahun di dunia perbankan dan beberapa waktu di industri otomotif, tawaran kedua dari Harita datang lagi.
"Saya tidak dikasih banyak waktu berpikir saat itu," ujarnya kepada Fortune Indonesia..
Roy akhirnya menerima tawaran tersebut dan resmi bergabung dengan Harita Group pada 2020. Ia tertarik bukan hanya karena prospek industri nikel yang menjanjikan, tetapi juga karena konsistensi Harita dalam mempertahankan bisnis intinya.
Menurutnya, banyak konglomerasi besar yang melebarkan sayap ke sektor-sektor yang kurang mereka kuasai, tapi Harita tetap berfokus pada bidang yang mereka pahami dan kembangkan secara berkelanjutan.
Mulai mengarungi bahtera bersama Harita
Pada 15 Desember 2022, Roy resmi diangkat sebagai Direktur Utama Harita Nickel. Kepemimpinannya menghadirkan tantangan baru, terutama dalam beradaptasi dengan lingkungan perusahaan keluarga yang memiliki dinamika berbeda dari institusi profesional seperti bank.
"Gaya manajemen di sini berbeda," ujarnya.
Ia pun harus belajar memahami ritme kerja di perusahaan keluarga, dengan keputusan yang bisa muncul kapan saja, bahkan di luar jam kerja formal.
Salah satu aspek yang membuatnya semakin nyaman di Harita adalah proses suksesi yang berjalan dengan baik. Ia mengamati tidak banyak konglomerasi mampu melewati transisi kepemimpinan hingga generasi ketiga atau keempat dengan sukses.
Harita menjadi pengecualian, karena mereka telah menyiapkan generasi penerus dengan baik untuk memastikan kesinambungan bisnis.
Menghadapi semua tantangan ini, Roy tetap berpegang pada prinsip dasarnya: selalu adaptif, waspada terhadap risiko, dan menjadi pemecah masalah yang efektif.
Karier Roy dimulai pada 1991 di PT Bank Danamon Indonesia. Di sana dia dipercaya sebagai Team Leader Marketing untuk cabang Makassar dan Ambon. Kemampuannya dalam membangun hubungan bisnis dan memahami kebutuhan klien membawanya naik ke posisi yang lebih strategis pada berbagai bank besar di Indonesia.
Pada 1994, ia bergabung dengan PT Bank Dagang Nasional Indonesia sebagai Team Leader di kantor pusat Jakarta, sebelum akhirnya pindah ke PT Bank Mizuho Indonesia pada 1998 sebagai Senior Relationship Manager.
Di Mizuho, ia semakin mengasah keterampilannya dalam menangani berbagai klien korporasi, termasuk Harita Group, yang kelak menjadi bagian penting dari perjalanan hidupnya.
Kariernya terus menanjak saat bergabung dengan PT Bank DBS Indonesia pada 2003 sebagai Senior Credit Officer. Pengalamannya dalam mengelola kredit dan risiko keuangan semakin matang, hingga akhirnya ia mendapatkan posisi strategis di PT Bank Permata Tbk sejak 2007. Di sana, ia menduduki berbagai posisi penting seperti Wholesale Banking Director, Head of Client Relationship, serta Head of Local Corporate & Commodity.
Puncaknya, pada 2014, Roy diangkat sebagai Presiden Direktur PT Bank Permata Tbk. Dalam perannya ini, ia membawa berbagai inovasi dan strategi pertumbuhan untuk bank tersebut hingga akhir masa jabatannya pada 2016.
Namun, hasratnya untuk menjelajahi dunia bisnis di luar perbankan membuatnya mengambil tantangan baru pada industri otomotif. Pada 2017, ia dipercaya sebagai Presiden Direktur PT Eurokars Motor Indonesia, anak perusahaan Eurokars Group Singapura, yang menaungi berbagai merek otomotif mewah di Indonesia.
Namun, takdir kembali mempertemukannya dengan Harita Group.
Pada 2020, kesempatan kedua datang, dan kali ini ia menerimanya. Dengan pengalaman panjang di dunia keuangan dan manajemen, Roy akhirnya bergabung dengan perusahaan itu. Pada 15 Desember 2022, ia resmi menjabat sebagai Direktur Utama PT Trimegah Bangun Persada Tbk (Harita Nickel).