Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
PLTS terapung di Waduk Cirata Jawa Barat/Dok ABB

Jakarta, FORTUNE - Executive Vice President of Energy Transition and Sustainability PT PLN (Persero) Kamia Handayani mengatakan harga jual listrik energi baru terbarukan (EBT) dalam skema Renewable Energy Certificate (REC) cukup tinggi dan stabil.

Jika dibandingkan, pendapatan yang diperoleh PLN dari penjualan REC juga lebih tinggi dibandingkan harga jual kredit karbon di Bursa Efek Indonesia. Sebagai contoh, kata dia, harga listrik REC dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) mencapai US$5 per MWh.

"Dibandingkan jika kita mengkonversinya dalam ton CO2, lebih tinggi dari harga yang kita lihat dari bursa karbon Indonesia," ujarnya dalam diskusi bertajuk Policy Approaches for Article 6 of the Paris Agreement di Paviliun Indonesia COP 28, Dubai, dikutip Jumat (8/12).

Untuk itu, dalam mendorong transisi energi pada sektor ketenagalistrikan, PLN tidak hanya mendukung penyelenggaraan pasar karbon melainkan juga pengadaan REC di Indonesia.

"Karena ada 2 atribut hijau yang saat ini diimplementasikan di PLN, yang pertama adalah kredit karbon, yang kedua adalah REC," katanya.

PLN sudah jual listrik REC 3,46 TWh

Editorial Team