Saham Puma Melonjak Usai Rumor Akuisisi Oleh Perusahaan Cina
- Saham Puma melonjak hingga 14 persen setelah rumor akuisisi oleh perusahaan Tiongkok, Anta Sports Products Ltd.
- Anta dan Li Ning Co. dari Tiongkok, serta Asics Corp. dari Jepang, tertarik untuk mengakuisisi Puma.
- Puma berencana memangkas 900 pegawai kantoran tambahan di seluruh dunia sebagai bagian dari program pembenahan perusahaan.
Jakarta, FORTUNE - Saham produsen perlengkapan olahraga Puma SE,melonjak usai kabar akuisisi perusahaan pakaian olahraga Tiongkok, Anta Sports Products Ltd. PUMA juga disebut-sebut tengah dilirik perusahaan lain dari Tiongkok seperti, Li Ning Co.,hingga perusahaan pakaian olahraga seperti Asics Corp. dari Jepang.
Mengutip Bloomberg, saham Puma melonjak hingga 14 persen dalam perdagangan di Frankfurt, tertinggi sejak September.
Anta yang terdaftar di bursa Hong Kong telah bekerja sama dengan seorang penasihat untuk mengevaluasi tawaran Puma, kata seorang sumber. Perusahaan juga kemungkinan akan bekerja sama dengan perusahaan ekuitas swasta jika memutuskan akan melanjutkan penawaran, masih menurut sumber sebagaimana dikutip dari Bloomberg.
Penawar potensial lainnya kemungkinan termasuk perusahaan pakaian pesaingnya, Li Ning Co. Li Ning, yang dinamai sesuai nama pesenam legendaris pendiri perusahaan tersebut, telah mendiskusikan opsi pembiayaan dengan sejumlah bank untuk menjajaki Puma lebih awal. Puma juga mungkin diminati perusahaan pakaian olahraga seperti Asics Corp. dari Jepang.
Meski demikian, pertimbangan tersebut masih dalam tahap awal dan belum pasti siapa yang akan mengajukan penawaran. Ekspektasi valuasi pemegang saham terbesar Puma, keluarga miliarder Prancis, Pinault, dapat menjadi hambatan besar bagi setiap transaksi, kata sumber tersebut.
Sebelum melonjak pada Kamis (27/11), saham Puma turun 62 persen di bursa Frankfurt tahun ini, sehingga nilai pasar perusahaan mencapai €2,5 miliar (US$2,9 miliar).
Perusahaan induk Artémis milik keluarga Pinault memiliki 29 persen saham Puma pada akhir tahun lalu, menurut laporan tahunan perusahaan tersebut.
Sementara saham Anta — perusahaan yang membawahi sejumlah merek ternama seperti Fila dan Jack Wolfskin — telah naik 10 persen dalam perdagangan di Hong Kong tahun ini, sehingga perusahaan tersebut memiliki nilai pasar sebesar US$31 miliar. Sebuah konsorsium yang dipimpin Anta, yang juga mencakup perusahaan akuisisi asal Asia, FountainVest Partners, membayar US$5,2 miliar pada 2019 untuk mengakuisisi Amer Sports, pemilik merek-merek seperti Salomon dan Arc'teryx. Amer kemudian mengadakan penawaran umum perdana di New York tahun lalu, dengan Anta tetap menjadi investor terbesarnya, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Saham Li Ning telah naik sekitar 8 persen pada 2025, dengan nilai pasar hampir US$6 miliar. Perihal kabar akuisisi ini, Anta tidak menanggapi permintaan komentar, sementara perwakilan Artémis, Asics, dan Puma menolak berkomentar.
Menanggapi pertanyaan dari Bloomberg News, Li Ning menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya tetap fokus pada pertumbuhan mereknya, dan belum melakukan negosiasi atau evaluasi "substantif" apa pun terkait Puma.
Efisiensi Bisnis dan PHK
Sama seperti beberapa perusahan di dunia, Puma tengah menghadapi situasi bisnis yang menantang. Perusahaan berencana memperluas program pemangkasan biaya yang sedang berjalan, dan menargetkan bisa kembali tumbuh mulai 2027 seiring peluncuran strategi penyegaran merek.
Dilansir dari The Wallstreet Journal, Perusahaan perlengkapan olahraga tersebut mengatakan perusahaan akan memangkas sekitar 900 pegawai kantoran tambahan di seluruh dunia dari total sekitar 7.000 karyawan hingga akhir tahun depan. Pada 2025, Puma sudah memangkas 500 posisi sebagai bagian dari program tersebut.
Saat ini Puma sedang menjalankan rencana pembenahan perusahaan di bawah pimpinan CEO barunya, Arthur Hoeld, mantan eksekutif Adidas yang mulai memimpin Puma awal tahun ini.
Pada Juli lalu, sang CEO mengatakan bahwa tahun ini Puma akan fokus merombak mereknya, sementara 2026 akan menjadi tahun transisi. Ia juga menegaskan ambisi Puma untuk menjadikan perusahaan sebagai salah satu dari tiga merek olahraga terbesar di dunia.


















