Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Siapa Pemilik Taman Safari Indonesia? Diduga Lakukan Eksploitasi

Jerapah di Taman Safari Indonesia (Google Maps)
Intinya sih...
  • Dugaan kekerasan dan eksploitasi sejak 1970-an membuat publik penasaran dengan siapa pemilik Taman Safari Indonesia.
  • Tiga bersaudara ini menjadi pendiri dan pemilik Taman Safari Indonesia.
  • Awal mula Taman Safari Indonesia dibentuk hingga memiliki banyak jaringan bisnis.

Taman Safari Indonesia dikenal sebagai destinasi wisata satwa yang memadukan aspek konservasi, edukasi, dan hiburan. Tempat ini menjadi salah satu taman konservasi satwa terlengkap dan terbesar yang ada di Indonesia. Tidak heran bila Taman Safari Indonesia sering jadi rujukan wisata keluarga terutama saat musim liburan.

Namun, akhir-akhir ini nama Taman Safari Indonesia menjadi sorotan publik. Sejumlah mantan pekerja dari Oriental Circus Indonesia (OCI) melaporkan dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dan eksploitasi yang dilakukan Taman Safari Indonesia kepada Kementerian Hukum dan HAM.

Kabar mengejutkan tersebut membuat publik bertanya-tanya tentang siapa pemilik Taman Safari Indonesia. Untuk tahu jawabannya, simak ulasan berikut.

Profil pendiri dan pemilik Taman Safari Indonesia

Taman Safari Indonesia dimiliki dan dikelola oleh Jansen Manansang. Ia juga menjabat sebagai Direktur dari Taman Safari Indonesia (TSI) Group. Jansen lahir di Jakarta pada 1942.

Sebelum mendirikan Taman Safari Indonesia, Jansen menjadi pemain akrobat keliling sama seperti jejak ayahnya, Hadi Manangsang. Jansen tidak sendirian. Ia melakukan pekerjaan itu bersama dua saudaranya, Frans Manansang dan Tony Sumampau.

Sejak usia 7 tahun, Jansen dan saudara-saudaranya sudah terlibat dalam pertunjukan sirkus keliling yang bernama Bintang Akrobat dan Gadis Plastik. Mereka tidak hanya ikut serta, tetapi juga menjadi bagian penting dalam berbagai atraksi.

Mereka melatih diri setiap hari, termasuk melakukan latihan berdiri dengan tangan (handstand) selama setidaknya 45 menit agar terampil dalam seni akrobat. Tidak hanya itu, mereka mengelola semua kebutuhan untuk pertunjukan mulai dari tampil sebagai pemain sirkus, menyiapkan makanan, melatih hewan, membangun tenda, mengangkut peralatan, hingga mengurus segala perizinan.

Dengan kerja keras tersebut, bisnis sirkus keluarga Manansang berkembang pesat hingga memiliki tenda pertunjukan sendiri. Namun, suatu insiden terjadi ketika Tony digigit harimau dan harus mendapatkan perawatan medis di Australia.

Gara-gara perjalanan ke Australia itu, mereka mengenal konsep kebun safari yang kemudian menginspirasi mereka untuk membangun kebun binatang serupa di Indonesia. Akhirnya, terbentuklah Taman Safari Indonesia.

Berdirinya Taman Safari Indonesia di Bogor

Jansen Manansang dan tiga saudaranya menemukan lahan yang dinilai cocok sebagai lokasi taman safari, yaitu di Desa Cibeureum, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Mereka pun beralih dari dunia sirkus ke dunia konservasi satwa dengan membangun Taman Safari Indonesia di atas tanah bekas perkebunan teh seluas 60 hektare pada 1980.

Saat ini, Taman Safari Indonesia Group mengelola 11 destinasi wisata dan resort yang tersebar di berbagai daerah. Berikut jaringan bisnis di bawah naungan Taman Safari Group:

  1. Taman Safari Indonesia Bogor, Jawa Barat

  2. Taman Safari Indonesia Prigen, Pasuruan, Jawa Timur

  3. Taman Safari Indonesia Gianyar, Bali

  4. Jakarta Aquarium & Safari

  5. Safari Beach

  6. Safari Batang Solo

  7. Safari Varuna

  8. Marine Safari Bali

  9. Royal Safari Garden

  10. Safari Resort Baobab

  11. Mara River Safari Lodge.

Pada 2023, Jansen mendapat penghargaan dari organisasi Messenger of Revival (More) sebagai Bapak Konservasi Lingkungan Hidup Indonesia. Selain itu, ia juga menerima penghargaan Outstanding Contribution for Animal Welfare dari Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun ke-72 PDHI pada Senin, 13 Januari 2025.

Dugaan kekerasan dan eksploitasi sejak 1970-an

Publik mempertanyakan siapa pemilik Taman Safari Indonesia bersamaan dengan dugaan eksploitasi, kekerasan, dan kerja paksa yang dilakukan oleh pihak OCI dan Taman Safari Indonesia. Tindakan disebut telah berlangsung sejak era 1970-an.

Delapan orang perwakilan korban yang datang kebanyakan sudah berusia setengah baya. Mereka memberikan kesaksian mengenai pengalaman eksploitasi yang dialami sejak masih anak-anak ketika bekerja di OCI.

Dalam kesaksian tersebut, para korban mengungkapkan berbagai bentuk kekerasan seperti pemukulan, penyetruman, pemisahan dari anak, pemaksaan kerja dalam kondisi sakit, hingga pemaksaan makan kotoran hewan.

Menanggapi laporan ini, Wakil Menteri Hukum dan HAM, Mugiyanto menyebutkan terdapat sejumlah indikasi pelanggaran HAM yang kemungkinan dialami oleh para korban.

“Ada perbudakan, penyiksaan, pelanggaran hak atas rasa aman, hak atas pendidikan, kemudian hak atas identitas,” kata Mugiyanto di Kantor Kementerian HAM, Jakarta, Selasa, (15/4).

Itulah penjelasan mengenai siapa pemilik Taman Safari Indonesia. Semoga penjelasan tersebut menjawab rasa penasaran Anda.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ana Widiawati
EditorAna Widiawati
Follow Us