Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Siasati Fluktuasi Batu Bara, PTBA Dorong Produksi hingga 50 Juta Ton

WhatsApp Image 2025-06-12 at 19.36.33.jpeg
Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail saat konferensi pers usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2024 yang digelar di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (12/6). (Eko Wahyudi/Fortune Indonesia)
Intinya sih...
  • PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) menargetkan produksi 50 juta ton batu bara pada 2025, naik dari 43,3 juta ton tahun lalu.
  • PTBA melakukan diversifikasi penjualan ke negara lain untuk mengatasi penurunan permintaan dari Cina dan India.
  • Penjualan ekspor batu bara PTBA mencapai 5,09 juta ton hingga kuartal I-2025, tumbuh 34 persen secara tahunan.

Jakarta, FORTUNE - Di tengah tekanan harga batu bara yang fluktuatif, PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) tetap mematok target ambisius dengan membidik produksi sebesar 50 juta metrik ton pada 2025. Target emiten pelat merah ini naik signifikan dari realisasi tahun lalu yang tercatat 43,3 juta ton.

Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, menegaskan perseroan tidak akan merevisi target produksi maupun penjualan tersebut, sekalipun harga komoditas andalan itu tengah merosot.

“Terhadap tekanan yang datang, kami lakukan diversifikasi supaya produksi dan penjualan kami tetap dengan rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB),” kata Arsal usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2024 di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (12/6).

Untuk menyiasati volatilitas harga, yang kini berada di bawah US$100 per ton berdasarkan indeks ICI, PTBA mengandalkan kontrak penjualan dengan formula harga yang telah disepakati bersama pembeli.

Selain tantangan harga, Arsal mengakui adanya penurunan permintaan dari dua pasar utama, yakni Cina dan India, akibat kelebihan pasokan.

Penurunan permintaan dari Cina bukan tanpa sebab. Negara tersebut diketahui memangkas impor batu bara kalori rendah dari Indonesia menyusul surplus pasokan bahan bakar domestik yang membuat perdagangan menjadi tidak ekonomis. Harga acuan batu bara termal di Cina bahkan telah merosot ke level terendah dalam empat tahun terakhir akibat rekor produksi dalam negeri dan perlambatan ekonomi.

Kondisi ini diperparah oleh kebijakan pemerintah Cina yang memperketat standar emisi karbon serta mulai mengandalkan porsi energi terbarukan yang lebih besar untuk pembangkitan listrik.

Menghadapi situasi tersebut, PTBA mengambil langkah proaktif memperluas pasar ekspor ke negara lain.

“Kami diversifikasi agar produk yang kami hasilkan bisa terjual. Kami tidak hanya melakukan ekspor ke Cina, tetapi juga ke Vietnam, Thailand, Korea, dan Jepang,” ujarnya.

Strategi diversifikasi ini mulai menunjukkan hasil positif. Hingga kuartal I-2025, penjualan ekspor PTBA melonjak 34 persen secara tahunan (YoY) menjadi 5,09 juta ton. Sementara itu, penjualan domestik tercatat sebesar 5,19 juta ton.

Dengan demikian, total penjualan batu bara PTBA pada tiga bulan pertama 2025 mencapai 10,28 juta ton, naik 7 persen secara tahunan. Capaian ini mengonfirmasi bahwa strategi perseroan di tengah gejolak pasar global mulai membuahkan hasil.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us