BUSINESS

Pendapatan Uber Naik 83%, Berikut Faktor Pendorongnya

Pengguna aktif bulanan capai titik tertinggi sepanjang masa.

Pendapatan Uber Naik 83%, Berikut Faktor PendorongnyaIlustrasi aplikasi Uber. (Pixabay/Freestocks-photos)
10 February 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Uber Technologies Inc. membukukan pendapatan di kuartal IV 2021 sebesar US$5,8 miliar, melambung 83 persen dari tahun sebelumnya. Torehan tersebut sekaligus melampaui proyeksi analis, yakni sekitar US$5,4 miliar.

Perusahaan ini juga mencatat kenaikan pemesanan kotornya 25 persen dalam pekan terakhir pada November 2021. Dampaknya, saham UBER naik 4,83 persen dalam perpanjangan perdagangan pada Kamis (10/2). 

Pengguna yang begitu aktif sepanjang sejarah perusahaan berdiri menjadi katalis utama. Pengguna aktif bulanan (MAU) platform Uber pun mencapai titik kulminasi sepanjang masa, mencapai 118 juta.

Ini membuktikan, pandemi Covid-19 dan merebaknya varian omicron tidak terlalu mempengaruhi bisnis perseroan, tak seperti pada saat awal pandemi di 2020. 

“Ketika varian Omicron mulai memengaruhi bisnis kami pada akhir Desember, mobilitas sudah mulai bangkit kembali,” ujar CEO Uber, Dara Khosrowshahi dalam keterangan resminya.

Kinerja keuangan Uber

Pada tiga bulan terakhir 2021, Uber mencatatkan pemesaran kotor senilai US$25,9 miliar; naik 51 persen dari periode serupa tahun lalu, dari layanan transportasi daring, pengiriman makanan, dan pengiriman barang.

Khosrowshahi mengatakan, “Hasil (yang) kami raih ini menunjukkan seberapa jauh kami telah melangkah sejak awal pandemi.”

Laba bersih yang diatribusikan kepada Uber Technologies Inc.mencapai US$892 juta. Yang mencakup keuntungan bersih US$1,4 miliar (sebelum pajak), terkait dengan investasi ekuitas Uber. Laba bersih juga termasuk US$334 juta biaya kompensasi berbasis saham.

Pada kuartal pertama 2022, Uber memperkirakan pemesanan kotor senilai US$25 miliar–US$26 miliar. Kemudian, perusahaan juga menyesuaikan EBITDA dari US$100 juta menjadi US$130 juta.

“Kami mengungguli panduan triwulanan dan mencetak kenaikan US$540 juta EBITDA yang disesuaikan ketimbang kuartal empat 2020. Ke depan, kami siap untuk terus tumbuh dalam skala besar sembari meningkatkan profitabilitas,” jelas CFO Uber, Nelson Chai.

Komposisi bisnis Uber bergeser

Layanan pengiriman Uber telah bertumbuh sejak 2019 hingga 2021. Bahkan mulai mendominasi dalam pemesanan kotor perusahaan sejak kuartal dua 2020, yang juga berbanding terbalik ketimbang kuartal sebelumnya.

Pemesanan mobilitas kotor Uber tumbuh 67 persen dari tahun sebelumnya menjadi US$11,3 miliar—sesuai ekspektasi analis. Sementara pemesanan bruto pengiriman naik 34 persen menjadi US$13,4 miliar ketimbang periode serupa tahun lalu.

Uber memang telah memperluas layanan selama pandemi. Platform itu kini menawarkan kebutuhan sehari-hari, serta layanan penunjang kenyamanan di tengah Covid-19 dan berkontribusi besar terhadap pemesanan di segmen pengiriman.

Perusahaan mengatakan, “Bisnis pengiriman kami mencatat laba pertama berdasarkan EBITDA yang disesuaikan sebesar US$25 juta selama kuartal keempat 2021.”

Selain itu, Uber juga kian fokus menyempurnakan layanan keanggotaan demi memperkuat retensi pengguna di laynana pengiriman makanan dan perjalanan.

Related Topics