Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Thailand Gencar Dekati Jepang dan Korsel Usai Pabrik Otomotif Hengkang

Pameran otomotif (Gaikindo)
Pameran otomotif (Gaikindo)
Intinya sih...
  • Thailand gencar mendekati Jepang dan Korea Selatan setelah kehilangan beberapa prinsipal otomotif besar
  • Pemerintah Thailand aktif mempromosikan potensi investasi di Thailand
  • Ditutupnya pabrik Subaru dan Suzuki di Thailand dipicu oleh penurunan penjualan serta evaluasi ulang struktur produksi global kedua perusahaan

Jakarta, FORTUNE - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) membunyikan alarm peringatan bagi pemerintah Indonesia. Ini menyusul pergerakan cepat pemerintah Thailand yang melakukan pendekatan langsung kepada prinsipal otomotif besar Jepang dan Korea Selatan, setelah beberapa merek besar hengkang dari negeri Gajah Putih.

Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara, mengungkapkan langkah Thailand ini patut menjadi perhatian serius. Menurutnya, pemerintah Indonesia tidak boleh pasif melihat rivalnya di kawasan ASEAN begitu aktif menjaga relasi dengan prinsipal otomotif global demi kelangsungan industrinya.

“Mereka sangat agresif melakukan pendekatan kepada prinsipal, terutama Jepang. Saya sendiri bertemu langsung dengan perwakilan pemerintah Thailand yang datang langsung di Jepang dan Korea Selatan. Mereka hadir di setiap seminar, aktif mempromosikan potensi investasinya di Thailand,” kata Kukuh dalam diskusi bertajuk "Menakar Efektivitas Insentif Otomotif" di Jakarta, Senin (19/5).

Langkah agresif Thailand ini muncul di tengah gelombang hengkangnya beberapa merek besar dari basis produksinya di negara tersebut. Subaru, misalnya, telah resmi menutup pabriknya di kawasan Lat Krabang Industrial Estate pada Desember 2024. Sementara itu, Suzuki Motor Corporation juga telah mengumumkan rencana penutupan pabrik mobilnya di Thailand pada akhir 2025.

Kedua keputusan tersebut dipicu oleh penurunan penjualan serta evaluasi ulang struktur produksi global masing-masing prinsipal. Dengan ditutupnya pabrik di Thailand, kini Subaru hanya memiliki satu fasilitas produksi di luar Jepang, yakni di Amerika Serikat, setelah pabrik nya di Malaysia juga ditutup beberapa tahun lalu.

Berdasarkan data yang diolah oleh Gaikindo, penjualan mobil di Thailand sepanjang 2024 hanya mencapai 562.000 unit. Angka ini menempatkan Thailand dengan market share di ASEAN sekitar 18 persen pada tahun tersebut.

Namun, alih-alih menyerah setelah ditinggal beberapa pemain besar, pemerintah Thailand justru memanfaatkan momentum ini untuk mengkaji ulang strategi industrinya dan aktif membangun kembali kepercayaan prinsipal otomotif global agar tetap atau kembali berinvestasi.

Melihat dinamika tersebut, Kukuh menilai Indonesia seharusnya bisa memanfaatkan posisi ekonominya yang lebih solid, terutama dari sisi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB), sebagai daya tarik investasi yang kuat. Dia juga menggarisbawahi pentingnya peran insentif pemerintah dalam menjaga keberlangsungan dan vitalitas industri otomotif di Tanah Air.

“Data menunjukkan bahwa saat pandemi 2020, produksi kita sempat turun ke 550.000 unit. Tapi saat ada insentif, industri langsung terbantu. Ini bukti bahwa insentif jangka pendek sangat berfungsi dan menolong industri kita,” ujarnya.

Kukuh menyatakan Indonesia harus lebih proaktif dalam membangun hubungan strategis dengan prinsipal otomotif dunia agar tidak kehilangan momentum.

“Kalau kita tidak cepat tanggap, bukan tidak mungkin kita akan menghadapi situasi serupa di masa mendatang,” katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us