Mengenal Xiang Guangda, Raja Nikel Cina Pembawa Badai ke Industri

Jakarta, FORTUNE - Xiang Guangda, raja nikel dari Cina, banyak dibicarakan belakangan ini karena secara tak langsung ia telah membuat London Metal Exchange 'membeku', di saat harga nikel melonjak di atas US$100.000 per ton.
Dengan memanfaatkan momentum lonjakan harga nikel sejak akhir 2021, Xiang bertaruh dengan melakukan short selling, yang memungkinkan investor memperoleh keuntungan dari saham atau aset lain ketika harganya turun.
Mengutip Fortune.com, dengan short selling, investor meminjam dari broker untuk dijual ke pasar terbuka. Ketika harga komoditas turun, investor dapat membeli kembali saham itu dengan harga lebih rendah, sebelum melunasi pinjaman ke broker.
Akan tetapi, bila permainan itu tak berjalan baik dab harga komoditas terus naik, mereka mesti membeli kembali saham itu dengan harga lebih tinggi. Hal ini yang dialami oleh Xiang.
ketika ia meyaikini harga nikel turun, namun kondisi geopolitik yang memporakporandakan bursa saham global, dan sanksi Barat terhadap Rusia justru mendongkrak harga komoditas secara signifikan.