Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Amankan Sumber Daya Hulu, LABA Akuisisi 65% PT Aceh Mineral Abadi

ilustrasi limbah tambang (unsplash.com/Evgeny Moskvin)
Intinya sih...
  • LABA resmi mengakuisisi 65% saham PT Aceh Mineral Abadi untuk mengamankan sumber daya hulu strategis.
  • Kawasan tambang Aceh memiliki cadangan tembaga dan emas yang melimpah, serta LABA akan menjalin kerja sama dengan perusahaan Cina.
  • Pada 2024, Green Power Group mencatatkan peningkatan penjualan sebesar 94,6%, namun juga mengalami kerugian Rp8,71 miliar.

Jakarta, FORTUNE - PT Green Power Group Tbk (LABA) memperkuat kekuatan bisnisnya dengan menjalin kesepakatan bersama PT Energy Baru Investasi Indonesia untuk mengakuisisi 65 persen saham PT Aceh Mineral Abadi.

Manajemen LABA mengungkapkan, akuisisi ini bertujuan untuk mengamankan sumber daya hulu strategis dan menempatkan diri pada posisi penting dalam rantai pasok bahan baku utama, dengan potensi pertumbuhan yang besar di masa depan.

Berdasarkan hasil eksplorasi professional perseroan, kawasan ini memiliki cadangan tembaga dan emas yang melimpah dan sangat layak dikembangkan menjadi basis industri pertambangan terpadu berskala besar

"PT Aceh Mineral Abadi terdaftar di Banda Aceh dan saat ini sedang dalam proses pengajuan izin eksplorasi tambang tembaga dan emas seluas 2.522 hektar," kata manajemen perusahaan dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Rabu (18/6).

Perseroan menyatakan, sumber daya tembaga yang melimpah di wilayah tambang Aceh milik PT Aceh Mineral Abadi akan mendorong kawasan tersebut menjadi bagian penting dari rantai pasok global bahan baku, termasuk LABA akan menggunakannya untuk kendaraan listrik.

Setelah mengakuisisi perusahaan daerah ini, perseroan akan mengembangkan proyek strategis terkait tambang di Kawasan milik PT Aceh Mineral Abadi. Oleh karenanya, perusahaan secara aktif menjalin komunikasi dengan perusahaan Cina, termasuk China Nonferrous Metal Mining, Jiangxi Copper, dan Huayou Cobalt, untuk mendukung pengembangan proyek.

Hingga akhir 2024, Green Power Group mencatatkan kerugian Rp8,71 miliar, kendati penjualan hingga 94,6 persen secara tahunanan dari Rp11,11 miliar pada 2023 menjadi Rp21,62 miliar pada 2024. Sejalan dengan itu, beban pokok penjualan LABA naik lebih tinggi, yakni sebesar 113,41 persen secara tahunan menjadi Rp19,72 miliar.

Share
Topics
Editorial Team
Ekarina .
EditorEkarina .
Follow Us