Jaga Likuiditas Jelang Akhir Tahun, Rasio LDR Bank Mandiri Capai Level 91%

- Bank Mandiri mencatat peningkatan likuiditas menjelang akhir tahun 2025, dengan penyaluran kredit tumbuh 13,1 persen secara tahunan menjadi Rp1.452 triliun.
- Peningkatan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 15,9 persen secara tahunan menjadi Rp1.584 triliun menjaga rasio kredit terhadap dana pihak ketiga atau Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Mandiri pada kisaran 91 persen.
- Rasio non performing loan di level 0,99 persen per November 2025 dan tren pertumbuhan pendapatan bunga sebesar 9,5 persen menunjukkan kondisi likuiditas pasar yang semakin kondusif serta pengelolaan struktur pendanaan yang lebih efisien
Jakarta, FORTUNE - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatat peningkatan likuiditas menjelang khir tahun. Hingga akhir November 2025, laporan bank only mencatat penyaluran kredit tumbuh 13,1 persen secara tahunan atau year on year (YoY) menjadi Rp1.452 triliun.
Pertumbuhan itu sebagian ditopang oleh peningkatan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 15,9 persen secara tahunan menjadi Rp1.584 triliun. Sedangkan, dari sisi rasio kredit terhadap dana pihak ketiga atau Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Mandiri juga terjaga optimal pada kisaran 91 persen.
Direktur Finance and Strategy Bank Mandiri Novita Widya Anggraini menyampaikan angka-angka tersebut mencerminkan likuiditas yang sehat serta kapasitas ekspansi pembiayaan yang masih terbuka hingga akhir tahun.
"Bank Mandiri menjaga keseimbangan antara ekspansi bisnis dan penguatan fundamental. Pengalaman menghadapi berbagai siklus ekonomi menjadi landasan kami dalam memperkuat manajemen risiko, permodalan, serta kesiapan operasional," ujar Novita dalam keterangan resminya, Senin (15/12).
Bank plat merah ini juga menjaga rasio non performing loan di level 0,99 persen per November 2025, didukung oleh tingkat pencadangan yang memadai dengan coverage ratio mencapai sekitar 260 persen. Kualitas aset tersebut mendorong penurunan beban pencadangan sebesar 36 persen secara tahunan, yang secara langsung memberikan ruang bagi penguatan kinerja laba.
Dari sisi pendapatan, BMRI mencatat tren pertumbuhan pada pendapatan bunga sebesar 9,5 persen secara tahunan per November 2025. Sementara itu, tekanan beban bunga menunjukkan tren penurunan sebesar Rp3,6 triliun dan terus melandai 1,7 persen secara kuartalan.
Menurut Novita, perkembangan ini mencerminkan kondisi likuiditas pasar yang semakin kondusif serta pengelolaan struktur pendanaan yang lebih efisien seiring meredanya kompetisi dana pihak ketiga.
"Perbaikan biaya pendanaan memberikan ruang bagi kami untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan profitabilitas. Fokus kami tetap pada kualitas pendanaan dan pengelolaan likuiditas yang prudent," ujarnya.
Dari sisi efisiensi, pengelolaan biaya yang efektif turut mendorong penurunan operating expenses (OPEX) sebesar 20,2 persen secara bulanan (month on month/MoM). Rasio biaya terhadap pendapatan atau Cost to Income Ratio (CIR) pada level optimal sebesar 42,97 persen.
Novitaa mengatkan, ke depan fokus perseroan akan mengarah pada keberlanjutan kinerja jangka panjang melalui penguatan strategi bisnis dan digitalisasi, serta likuiditas, kualitas aset, dan permodalan yang berada pada level yang memadai.
"Dengan fundamental bisnis yang terjaga, kami optimistis dapat mempertahankan kinerja yang solid hingga akhir tahun sekaligus menyiapkan basis pertumbuhan yang sehat untuk periode berikutnya," pungkas Novita.

















