Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

BI Kembali Turunkan Bunga Acuan jadi 5,00%, Ini Pertimbangannya

Gambar Bank Indonesia diambil dari https://pin.it/7FQeXGlk9
Gambar Bank Indonesia diambil dari https://pin.it/7FQeXGlk9
Intinya sih...
  • BI menurunkan suku bunga acuan menjadi 5,00% dalam RDG Agustus 2025
  • Keputusan diambil karena prakiraan inflasi rendah dan stabilitas nilai tukar Rupiah yang terjaga
  • Rupiah menguat 1,29% terhadap dolar AS, didukung oleh kebijakan stabilisasi BI dan aliran masuk modal asing
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE – Bank Indonesia (BI) kembali menurunkan suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 5,00 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Agustus 2025. Sementara itu, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 4,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen. Dengan demikian, bank sentral telah empat kali menurunkan BI-Rate sejak awal 2025.

Gubernur BI, Perry Warjiyo menyatakan, keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan tetap rendahnya prakiraan inflasi tahun 2025 dan 2026 dalam sasaran 2,5±1 persen. Bank sentral menilai stabilitas nilai tukar Rupiah masih terjaga, dengan demikian kebijakan ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai dengan kapasitas perekonomian.

“Bank Indonesia akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi sejalan dengan rendahnya prakiraan inflasi dengan tetap mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah,” kata Perry saat konferensi pers, Rabu (20/8).

Seperti diketahui, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juli 2025 tetap terjaga rendah dan mendukung stabilitas perekonomian. Inflasi IHK Juli 2025 tercatat tetap rendah sebesar 2,37 persen (yoy) ditopang inflasi inti dan administered prices (AP) yang menurun, serta inflasi volatile food (VF) yang terkendali.

Rupiah masih menguat 1,29% di Agustus 2025

Ilustrasi Bank Indonesia (id.pinterest.com/DuniaUangId).
Ilustrasi Bank Indonesia (id.pinterest.com/DuniaUangId).

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hingga 19 Agustus 2025 menguat sebesar 1,29 persen (ptp) dibandingkan dengan posisi akhir Juli 2025. Perry menjelaskan, perkembangan nilai tukar ini didukung oleh konsistensi kebijakan stabilisasi BI.

“Ini sejalan dengan berlanjutnya aliran masuk modal asing, terutama ke instrumen surat berharga negara, serta meningkatnya konversi valas ke Rupiah oleh eksportir seiring penerapan penguatan kebijakan Pemerintah terkait Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam,” kata Perry.

Pada kuartal II-2025, defisit transaksi berjalan juga diprakirakan tetap rendah ditopang oleh surplus neraca perdagangan barang yang pada Juni 2025 mencatat surplus sebesar 4,1 miliar dolar AS, didukung oleh ekspor berbasis sumber daya alam dan produk manufaktur.

Perry mengatakan, BI terus berupaya melakukan penguatan strategi stabilisasi nilai tukar Rupiah yang sesuai dengan fundamental melalui intervensi. Baik melalui transaksi spot dan Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) di pasar domestik maupun transaksi Non-Deliverable Forward (NDF) di pasar luar negeri.

“Strategi ini disertai dengan pembelian SBN di pasar sekunder untuk meningkatkan likuiditas dan menjaga stabilitas pasar keuangan,” kata Perry.

Ke depan, BI melihat nilai tukar Rupiah diperkirakan stabil dengan kecenderungan menguat didukung komitmen Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah, imbal hasil yang menarik, inflasi yang rendah, dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang membaik.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pingit Aria
EditorPingit Aria
Follow Us