BRI Finance Incar Kenaikan 40% Pembiayaan Baru saat Ramadan

Jakarta, FORTUNE - PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) mengoptimalkan pembiayaan di segmen konsumer untuk mendorong kinerja pada bulan Ramadan tahun ini. Hal itu sebagai upaya mengambil momentum daya beli masyarakat yang tumbuh.
Direktur Bisnis BRI Finance Primartono Gunawan mengatakan, untuk momentum Ramadan tahun ini perseroan menyiapkan program khusus penjualan dengan menawarkan uang muka atau DP-nya ringan mulai 10 persen.
"Sedangkan untuk pembiayaan used car atau mobil bekas DP-nya mulai 15 persen. Jadi senjatanya ada di DP murah,” kata Primartono atau akrab disapa Prima melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Senin (27/3).
Program DP murah tersebut mulai diberlakukan BRI Finance sejak 20 Maret 2023 hingga 31 Mei 2023. Dengan program tersebut, perseroan menargetkan pertumbuhan pembiayaan mobil baru pada Ramadan dapat bertumbuh 40 persen dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya.
Sedangkan target pertumbuhan pembiayaan mobil bekas yang dibidik pada Ramadan tahun ini meningkat 50 persen. Prima menjelaskan, target kenaikan pembiayaan mobil bekas lebih tinggi karena pasar used car yang besar.
Leasing masih jadi sumber pembiayaan untuk 13,9 persen konsumen
Mengacu data Survei Permintaan dan Penawaran Pembiayaan Perbankan Februari 2023 dari Bank Indonesia (BI), rencana penambahan kredit atau pembiayaan oleh rumah tangga diperkirakan relatif stabil ke depan.
Responden yang berencana mengajukan pembiayaan ke depan sebesar 6,8 persen. Jika dirinci, sekitar 1,1 persen responden rumah tangga yang disurvei berencana mengajukan pembiayaan pada 3 bulan ke depan setelah survei.
Sementara itu, leasing menjadi salah satu sumber pembiayaan yang dipilih konsumen dengan pangsa sekitar 13,9 persen. Kredit multi guna (KMG) menjadi jenis pembiayaan terbesar yang akan diajukan responden dengan pangsa 53 persen, menyusul pengajuan kredit kendaraan bermotor (KKB) dengan pangsa 21,3 persen.
Optimistis incar potensi pembiayaan kendaraan listrik
Melalui momentum Ramadan, BRI Finance optimistis terhadap permintaan pembiayaan kendaraan listrik. Bahkan untuk mobil listrik jauh-jauh hari BRI Finance sudah mematok DP mulai dari 0 persen.
Hal itu, lanjut Prima, mengacu pada ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan memenuhi Peraturan OJK No. 35 tahun 2018 dan Peraturan OJK No. 10 tahun 2019.
“Saya optimistis, apa lagi sekarang kondisinya semakin membaik dan kelompok masyarakat yang membutuhkan kendaraan semakin meningkat, maka jika terdapat stimulus dari Pemerintah akan meningkatkan permintaan kendaraan dan otomatis peluang pembiayaan meningkat,” kata Prima.
Terlebih pemerintah telah memberikan stimulus khusus untuk mendongkrak penjualan kendaraan listrik di Tanah Air. Seperti Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) Sebagai Kendaraan Dinas Operasional dan/atau Kendaraan Perorangan Dinas Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Melalui Inpres ini, instansi pemerintah pusat hingga daerah diwajibkan menggunakan kendaraan listrik berbasis baterai sebagai kendaraan dinas operasional atau kendaraan perorangan dinas.
Terbaru adalah kebijakan bantuan pemerintah melalui insentif fiskal untuk pembelian kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) roda dua yang resmi diluncurkan pada Senin (20/3).
Program ini ditujukan agar harga kendaraan listrik lebih terjangkau, di mana sepeda motor listrik mendapat ‘subsidi’ sebesar Rp 7 juta. Program bantuan untuk tahun anggaran 2023 ditargetkan 200.000 unit dan untuk tahun anggaran 2024 ditargetkan 600.000 unit. Sedangkan program insentif untuk mobil listrik termasuk bus akan diumumkan pemerintah pada 1 April 2023.