Ekspansi Industri Manufaktur Berlanjut, Terdorong Ramadan dan Lebaran

Jakarta, FORTUNE – Industri manufaktur atau pengolahan Indonesia melanjutkan fase ekspansinya pada April 2022. Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, produktivitas pada sektor ini masih terus menggeliat seiring dengan permintaan baru pasar yang menunjukkan tren positif.
“Keberlanjutan pada peningkatkan kapasitas produksi di sektor industri manufaktur diharapkan dapat terus terjaga, didukung oleh penguatan permintaan pada Ramadan dan Idulfitri yang sejalan dengan kebijakan cuti bersama dan mudik Lebaran,” kata Agus dalam keterangan kepada media, Kamis (5/5).
Lembaga IHS Markit sebelumnya mencatat Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada April naik menjadi 51,9 dari 51,3 bulan sebelumnya. PMI di atas 50 mengindikasikan industri pengolahan sedang bertenaga, sebaliknya di bawah 50 mengindikasikan industri tengah tertekan atau mengalami kontraksi.
Tingkat PMI Indonesia yang terus berada di atas 50 ini terjadi dalam delapan bulan berturut-turut atau sejak September tahun lalu.
“Ekspansi pada sektor manufaktur Indonesia berlanjut pada April dan pada laju lebih cepat. Perbaikan kondisi perekonomian terlihat dari kenaikan permintaan dan produksi yang lebih kuat pada permintaan dan produksi, yaitu tanda-tanda positif,” kata Economics Associate Director IHS Markit, Jingyi Pan, Rabu (4/5).
Posisi permintaan dan produksi turut mendorong kenaikan jumlah tenaga kerja dan aktivitas pembelian, kata Jingyi Pan.
Industri manufaktur RI masih menghadapi tantangan lain berupa gangguan pasokan. Pada saat sama, tekanan harga yang memburuk dapat menghambat pergerakan produksi.
Kendati demikian, kinerja manufaktur Indonesia pada April sanggup mengungguli sejumlah negara, di antaranya: PMI Manufaktur Cina (46,0), Rusia (48,2), Malaysia (51,6), dan Taiwan dan Vietnam masing-masing 51,7.