Kinerja Manufaktur Ekspansif, Pemerintah Optimistis Akan Berlanjut

Jakarta, FORTUNE – Kinerja industri manufaktur domestik semakin ekspansif pada Agustus tahun ini. Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian optimistis bahwa tren positif kinerja sektor pengolahan ini akan berlanjut hingga akhir tahun.
Menurut laporan terbaru S&P Global, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia bulan lalu 51,7 atau naik ketimbang 51,3 pada bulan sebelumnya. Angka PMI di atas 50 mengindikasikan industri pengolahan tengah ekspansif, dan di bawah 50 menunjukkan performanya yang tertekan.
“Peningkatan indeks PMI Manufaktur didorong oleh kenaikan penjualan dari permintaan domestik. Hal ini sebagai tanda bahwa upaya pemulihan ekonomi dari hantaman pandemi telah menunjukkan dampaknya,” kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, di Jakarta, Kamis (1/9).
Ekonom S&P Global Market Intelligence, Laura Denman, menyatakan keseluruhan bisnis manufaktur membukukan perbaikan. Menurutnya, pertumbuhan yang terjadi pada output dan total permintaan baru merupakan sinyal menggembirakan bagi kesehatan ekonomi pada masa mendatang.
“Tekanan inflasi yang terus menurun juga merupakan sisi positif lain dari survei pada Agustus. Inflasi baik biaya input dan output menyesuaikan ke level rendah 14 bulan. Kita dapat berharap tekanan harga ini terus berkurang karena dampak COVID-19 terus menurun,’ ujar Laura dalam rilis resmi.
Menurut catatan Kemenperin, kinerja PMI manufaktur Indonesia ini kontras dengan negara lain. Contohnya Korea Selatan yang turun menjadi 47,6 dari sebelumnya 49,8, dan Jepang yang terkoreksi menjadi 51,5 dari sebelumnya 52,1.