Riset: Pengguna Layanan Paylater di E-commerce Meningkat jadi 45,9%

Jakarta,FORTUNE- Persentase pengguna layanan paylater dalam e-commerce meningkat signifikan dari 28,2 persen pada 2022 menjadi 45,9 persen pada tahun 2023. Bahkan, dari segi pilihan pembayaran, paylater berhasil mengungguli metode transfer bank.
Temuan ini terungkap dalam riset tahunan Kredivo dan Katadata Insight Center mengenai perilaku konsumen e-commerce Indonesia. Riset tersebut mencatat, sebanyak 16,2 persen konsumen memilih paylater sebagai metode pembayaran yang paling sering digunakan di e-commerce. Sedangkan 10,2 persen konsumen yang memilih metode pembayaran transfer bank/virtual account.
Sebanyak 60,9 persen responden yang telah menggunakan Paylater menyebutkan bahwa paylater menjadi alat kredit pertama yang mereka gunakan, terutama bagi Socio-Economic Status (SES).
“Kehadiran Paylater perlu diakui cukup memberikan manfaat bagi ketersediaan akses kredit di hampir seluruh lapisan masyarakat melalui layanan kredit yang aman, terjangkau dan mudah. Saya melihat instrumen Paylater akan semakin dibutuhkan pasca pandemi baik untuk transaksi online maupun pembelian di merchant secara offline,” kata Direktur CELIOS (Center of Economic and Law Studies) sekaligus Ekonom, Bhima Yudhistira di Jakarta, Rabu (14/6).
Hasil analisis riset tersebut didapat dengan memanfaatkan 22 juta sampel transaksi yang berasal dari 2,2 juta sampel pengguna Kredivo di 34 provinsi dan di enam e-commerce terkemuka di Indonesia pada periode dari Januari hingga Desember 2022.
<p>Paylater jadi pembayaran kebutuhan harian</p>

Seiring dengan edukasi terkait penggunaan paylater di masyarakat, penggunaan paylater pun mulai beralih menjadi metode pembayaran kebutuhan harian diantaranya untuk belanja barang sebesar 87,1 persen, tagihan bulanan sebesar 51,8 persen, serta pulsa & paket internet sebesar 48,9 persen.
Selain itu, pola penggunaan paylater juga telah berubah menjadi lebih banyak digunakan untuk berbelanja kebutuhan bulanan dengan cicilan tenor pendek sebesar 56,8 persen dan untuk kebutuhan mendadak sebesar 52,1 persen.
Perubahan ini terjadi seiring tingginya tingkat pengetahuan pengguna mengenai paylater yang kini berada di level 32 atau lebih dibanding tahun sebelumnya berada di level 26.
<p>Sebanyak 79,1% konsumen pilih kombinasi belanja online dan offline</p>

Memasuki masa pasca pandemi,terjadi pergeseran pola belanja masyarakat dengan tren perilaku belanja kombinasi online dan offline. Sebanyak 79,1 persen konsumen memilih menggunakan metode belanja kombinasi online dan offline.
Dari jumlah tersebut, bila dirinci lebih lanjut 21 persen banyak melakukan pembelian secara offline dan 58,1 persen lebih banyak melakukan pembelian secara online. Sementara itu, tren belanja online tanpa kombinasi secara offline mengalami penurunan dari yang sebelumnya 28 persen menjadi 18,7 persen.
Sebagai pelaku pembayaran kredit digital yang mendominasi wallet share di 9 dari 10 merchant e-commerce ternama di Indonesia dan memproses jutaan transaksi setiap harinya, Kredivo memiliki data primer yang sangat kaya akan informasi tentang preferensi konsumen.
"Harapan kami dengan hadirnya riset ini dapat memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai tren dan perilaku masyarakat yang dalam berbelanja online sekaligus perkembangan penggunaan Paylater,” kata SVP Marketing & Communications Kredivo, Indina Andamari.
Tren pergeseran juga terlihat dari transaksi per kategori produk, dengan turunnya nilai transaksi gadget di 2022 sebesar 37 persen menjadi 33,7 persen. Sementara terjadi kenaikan nilai transaksi di produk fashion dari 12,9 persen menjadi 15,6 persen. Tren ini sejalan dengan mulai kembalinya aktivitas offline masyarakat di masa transisi pandemi 2022