Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan II 7,07 Persen

Jakarta, FORTUNE - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2021 sebesar 7,07% year-on-year. Capaian tersebut sesuai target pemerintah untuk memacu pertumbuhan ekonomi di atas 7% pada April-Juni 2021.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan capaian tersebut tak lepas dari perbaikan ekonomi global, terutama pada sejumlah negara yang menjadi mitra dagang Indonesia. Pasalnya, Tiongkok tumbuh 7,9%, Singapura 14,3%, Korea Selatan 5,9%, dan Vietnam 6,6%.
"Pulihnya ekonomi pada negara yang menjadi mitra dagang kita itu mendorong permintaan luar negeri, jadi ekspor kita meningkat," ujarnya dalam konferensi pers di kantornya, Kamis (5/8).
Menurut Margo, penopang utama pertumbuhan ekonomi pada triwulan II berdasarkan komponen pengeluaran berasal dari konsumsi rumah tangga dan investasi yang mencapai 84,93%.
Jika diperinci, kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap pertumbuhan ekonomi mencapai 3,17%. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi menyentuh 2,3%, ekspor setelah dikurangi impor 0,98%, konsumsi pemerintah 0,61%, dan konsumsi lembaga nonprofit pendukung rumah tangga 0,01% .
Jika dilihat berdasarkan pertumbuhannya, konsumsi rumah tangga meningkat 5,93% dibandingkan periode sama 2020.
Kondisi ini ditopang oleh pulihnya indeks keyakinan konsumen dari 82,14 pada triwulan II 2020 menjadi 104,42 tahun ini. Selain kenaikan konsumsi rumah tangga, penjualan eceran meningkat 11,62%.
Penguatan terjadi pada kelompok penjualan makanan, minuman, tembakau, sandang, suku cadang dan aksesoris, bahan bakar kendaraan, serta barang lainnya. Selain itu, penjualan wholesale mobil penumpang dan motor juga melesat masing-masing 904,32% dan 268,64% dibandingkan periode sama 2020.
"Ini juga didukung oleh peningkatan jumlah penumpang di angkutan kereta api 114,18%, laut 173,56%, dan udara 456,51%," kata Margo.
Selanjutnya, PMTB sepanjang April-Juni 2021 tumbuh 7,54% secara tahunan. Kondisi ini ditopang realisasi belanja modal yang tumbuh 45,6% yoy, realisasi investasi BKPM yang tumbuh 16,2% yoy, hingga pertumbuhan barang modal jenis mesin yang berasal dari dalam negeri maupun impor.
Kemudian, konsumsi pemerintah tumbuh 8,06% dibandingkan periode sama tahun lalu. Kondisi ini didorong peningkatan belanja barang dan jasa serta pegawai, masing-masing 82,1% dan 19,79%. Dukungan lainnya berasal dari program penanganan pandemi Covid-19 seperti vaksinasi, pengadaan alat kesehatan, testing dan tracing, serta program-program lainnya.
Terakhir, kinerja ekspor mengalami pertumbuhan 31,78%, dan impor 31,22%. Pertumbuhan ekspor melaju kencang berkat naiknya harga komoditas dan permintaan dari sejumlah negara mitra dagang Indonesia seperti Tiongkok, AS, dan Singapura. Kenaikan impor ditopang sektor nonmigas, terutama pada komoditas mesin pesawat/mekanik, peralatan listrik, besi dan baja, plastik, dan barang dari plastik.