Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Diskusi "Resillience & Entrepreneurial Mindset: Keys to Shaping Generation Alpha"/Dok. fortune idn/desy.y

Jakarta, FORTUNE - Ada sebuah kelompok generasi yang perlahan tapi pasti mendekati usia remaja. Pada tahun 2025, kelompok ini akan menjadi generasi terbesar yang pernah ada, dengan jumlah lebih dari dua miliar orang. Meskipun pergerakan mereka terbilang diam-diam dan banyak dari kita mungkin belum menyadari keberadaan mereka, generasi sejati pertama dari abad ke-21 ini, yaitu Generasi Alpha, sedang tumbuh dewasa.

Generasi Alpha dikenal sebagai generasi yang penuh semangat dan empati. Mereka tumbuh dengan ponsel pintar dan tablet, ini membuat mereka lebih terampil secara digital daripada kelompok generasi sebelumnya. Ukuran kelompok ini yang sangat besar akan menjadikan mereka kekuatan yang signifikan saat memasuki bangku kuliah dan dunia kerja.

Psikolog Pendidikan, Kara Handali, mengatakan mengatakan anak-anak Gen Alpha dapat belajar atau mencari informasi dengan mudah sendiri, serta memiliki potensi besar untuk menciptakan perubahan positif di berbagai sektor. Namun, agar mereka dapat meraih sukses di masa depan, diperlukan strategi yang matang dalam membentuk entrepreneurial mindset yang kuat.

"Dalam menghadapi masa depan yang penuh tantangan, membangun entrepreneurial mindset pada Generasi Alpha menjadi semakin penting. Entrepreneurial mindset ini bukan melulu soal cuan, profit, atau tentang bisnis, tetapi bagaimana mereka menerapkan dasar pola pikir yang berorientasi pada solusi dan inovasi dalam menghadapi berbagai tantangan," ujarnya dalam diskusi "Resillience & Entrepreneurial Mindset: Keys to Shaping Generation Alpha" saat pembukaan EduALL Junior di Jakarta, Sabtu (31/8).

Kara menjelaskan, pola pikir ini tidak hanya penting untuk calon pengusaha di masa depan, tetapi juga bermanfaat bagi semua anak yang ingin sukses dalam berbagai bidang, baik di dunia kerja maupun dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengasah entrepreneurial mindset, anak-anak diajarkan untuk lebih kreatif, inovatif, dan berani mengambil risiko yang telah dipertimbangkan dengan matang.

COO EduALL Junior, Kezia Tenggono, mengatakan entrepreneurial mindset perlu diselaraskan dengan keterampilan kewirausahaan agar mereka siap menghadapi perubahan ekonomi dan teknologi yang cepat. Untuk mengakomodasi hal ini, perlu peran berbagai pihak, mulai dari orang tua, sekolah, hingga institusi pendidikan lainnya.

“Kami fokus mengasah entrepreneurial mindset yang mencakup membangun resilience, respons positif terhadap feedback, kerja tim, toleransi terhadap ambiguitas, pemecahan masalah, kreativitas, dan empati. Dengan demikian, diharapkan dapat mendorong setiap anak dapat mencapai potensi terbaik dan bisa menghadapi masa depan dengan berani," katanya.

Menyelaraskan entrepreneurial mindset

Editorial Team

Tonton lebih seru di