BRI Tekan Biaya Dana Terendah Sepanjang Sejarah di 2,14%
Biaya dana BRI terus turun dari tahun ke tahun.
30 November 2021
Jakarta, FORTUNE - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) terus fokus melakukan transformasi struktur liabilitas. Salah satu cara yang ditempuh bank plat merah ini ialah dengan menekan biaya dana atau cost of fund (CoF).
Direktur Utama BRI Sunarso bahkan mengatakan, hingga akhir September 2021 cost of fund miliknya telah mencapai 2,14 persen. Persentase tersebut lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu sebesar 3,45 persen.
“Perlu saya sampaikan cost of fund BRI 2,14 persen ini adalah yang terendah sepanjang sejarah,” kata Sunarso melalui keterangan resminya di Jakarta, Selasa (30/11).
Biaya dana BRI terus turun dari tahun ke tahun
Sebagai gambaran, biaya dana BRI pada 2019 mencapai 3,58 persen dan pada 2020 persentasenya 3,22 perzen. CoF BRI mulai turun di bawah 3 persen pada Semester-I 2021 yaitu 2,18 persen yaitu pada akhir paruh pertama tahun ini.
Sunarso menjelaskan, penurunan biaya dana tersebut tak terlepas dari keberhasilan BRI dalam meningkatkan dana murah atau Current Account Saving Account (CASA).
Pada kuartal ketiga 2021 dana murah BRI tercatat Rp673,1 triliun. Jumlah yang tersebut naik sekitar 5,3 persen dari periode yang sama pada 2020 yang sebesar Rp639,2 triliun. Hingga kuartal ketiga 2021 tabungan yang dihimpun BRI mencapai Rp467,7 triliun dan giro sebesar Rp205,5 triliun.
Sedangkan pada kuartal ketiga 2020, tabungan yang berhasil dihimpun mencapai Rp424 trilun dan giro sebesar Rp215,2 triliun. Adapun total dana pihak ketiga yang dibukukan BRI hingga September 2021 mencapai sebesar Rp1.121 triliun, atau naik sekitar 5,5% dari kurun waktu yang sama pada 2020 yakni sebesar Rp1.062,7 triliun.
Efisiensi melalui transformasi
Sunarso juga mengatakan, penurunan biaya dana erat kaitannya dengan efisiensi biaya pendanaan yang dilakukan BRI melalui langkah-langkah strategis transformasi. Seperti memperkuat retail payment dan transaksi perbankan.
“Efisiensi dari sisi biaya pendanaan, biaya dana berhasil dilakukan oleh BRI melalui berbagai program transformasi tentunya. Dengan memperkuat retail payment, transaction banking dan juga inisiatif-inisiatif lain terkait dengan micro payment,” tekannya.
Dia menambahkan, dengan membaiknya Cost of Fund menjadi salah satu pendorong kinerja pendapatan bunga bersih atau Net Interest Income (NII) yang tumbuh signifikan. Hingga kuartal ketiga 2021, BRI berhasil mencatatkan NII sebesar Rp72,43 triliun. Raihan itu tumbuh 26,88 persen.
Pendorong pertumbuhan laba
Sementara itu, analis emiten dari PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk. Andre Setiawan menjelaskan, biaya dana yang berhasil ditekan BRI menjadi pendorong penting atas kinerja laba perseroan yang gemilang. Di mana BRI mampu mencatatkan laba per September 2021 senilai Rp19,07 triliun.
“CASA yang solid dan biaya dana yang relatif rendah, berhasil diturunkan baru-baru ini (September 2021) semuanya telah membantu meningkatkan laba,” tulisnya.
Andre pun melihat optimisme dalam kinerja BRI ke depan. Dia memproyeksikan perseroan dapat mempertahankan kinerja positif tersebut. Hal itu tak terlepas pula dari kemampuan BRI dalam menjaga kualitas kredit.
Hal tersebut tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) yang mampu dijaga oleh BRI. Yaitu di kisaran 3,28 persen. BRI pun, kata Andre, mampu menekan jumlah kredit yang direstrukturisasi khususnya yang terdampak pandemi Covid-19.
Related Topics
Related Articles