FINANCE

Ekonomi RI di Kuartal-IV 2021 diprediksi Capai 5,04%, Ini Indikatornya

Kondisi eksternal RI dipercaya mampu tahan gejolak global.

Ekonomi RI di Kuartal-IV 2021 diprediksi Capai 5,04%, Ini IndikatornyaKawasan SCBD Senayan/Shutterstock N Rudianto
09 December 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta,FORTUNE - Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berpotensi meningkat pada kuartal IV-2021 menjadi 5,04 persen (yoy). Atau lebih tinggi dari kuartal sebelumnya di 3,51 persen (yoy).

Hal tersebut diungkap Direktur Treasury dan International Banking Bank Mandiri, Panji Irawan saat media gathering Bank Mandiri secara virtual di Jakarta Rabu (8/12). Dengan demikian, untuk keseluruhan tahun 2021 dirinya memperkirakan pertumbuhan ekonomi RI bisa mencapai 3,69 persen (yoy). 

"Memasuki kuartal IV 2021, berbagai indikator ekonomi di dalam negeri menunjukkan perbaikan. Mobilitas masyarakat pada bulan November 2021 telah meningkat melampaui level pra-pandemi," kata Panji.

Sektor penunjang PDB RI masih melambat

Panji memandang sektor-sektor yang memiliki proporsi terbesar terhadap PDB masih melambat pada triwulan III 2021 dibandingkan dengan triwulan II 2021. 

Pertumbuhan sektor manufaktur, perdagangan besar dan eceran, serta konstruksi pada triwulan III 2021 melambat masing-masing menjadi 3,7 persen, 5,2 persen, dan 3,8 persen yoy. 

"Sektor lainnya yang berhubungan dengan mobilitas masyarakat seperti sektor transportasi dan pergudangan, serta sektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum, mengalami kontraksi pada triwulan III 2021, masing-masing sebesar 0,7 persen dan 0,1 persen," kata Panji. 

Kondisi eksternal RI dipercaya mampu tahan gejolak global

Pada bulan Oktober 2021, surplus neraca perdagangan mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah sebesar US$5,7 miliar atau setara dengan Rp81,8 triliun. Sedangkan Akumulasi surplus neraca perdagangan dari Januari sampai dengan Oktober 2021 mencapai US$30,8 miliar atau setara dengan Rp442 triliun lebih tinggi dibandingkan dengan Januari sampai Oktober 2020 yang sebesar US$16,9 miliar atau setara Rp242 triliun. 

Panji menilai, kondisi eksternal Indonesia yang sangat baik diperkirakan akan mampu menahan gejolak pasar yang timbul karena dampak dari normalisasi kebijakan moneter di negara- negara maju khususnya AS, atau yang juga biasa disebut dengan tapering off

Sementara itu, neraca transaksi berjalan Indonesia pada triwulan III 2021 mengalami surplus US$4,47 miliar setara Rp64 triliun atau 1,49 persen terhadap PDB, didorong oleh peningkatan surplus neraca barang. 

Related Topics