Laba Bersih Citi Indonesia Turun menjadi Rp869 Miliar
Citi Indonesia masih melanjutan penjualan bisnis konsumer.
Jakarta, FORTUNE – Citibank N.A., Indonesia (Citi Indonesia) membukukan Laba Bersih sebesar Rp869 miliar pada kuartal -III 2021. Raihan tersebut turun drastis bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp1,97 triliun.
CEO Citi Indonesia Batara Sianturi mengungkapkan, penurunan laba tersebut diakibatkan oleh menurunnya pendapatan dari transaksi perdagangan dan pendapatan bunga bersih.
“Kami berkomitmen dan optimis untuk terus meningkatkan kondisi bisnis kami, hal ini dapat terlihat dari berbagai kemajuan yang kita berhasil lakukan di tengah pandemi Covid-19," kata Batara melalui keterangan resminya di Jakarta, Kamis (25/11).
Batara menambahkan, pembukuan laba bersih itu ditopang oleh biaya credit impairment Citi Indonesia yang tetap stabil dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Hal ini disebabkan oleh peningkatan cadangan credit impairment di lini Institutional Banking yang berasal dari satu klien korporasi dan berhasil di-offset oleh penurunan cadangan credit impairment di lini Consumer Banking.
Citi Indonesia masih melanjutan penjualan bisnis konsumer banking
Hingga saat ini, Citi Indonesia masih terus menjalankan proses penjualan bisnis consumer bank. Di mana, diketahui sebelumnya, Citi secara bertahap akan keluar dari bisnis konsumer di 13 negara, termasuk Indonesia. Batara menekankan bahwa Citi terus berupaya untuk memberikan hasil yang terbaik bagi karyawan, klien, dan pemegang saham di seluruh negara.
"Diskusi dengan para pembeli potensial saat ini masih berlangsung di negara yang terdampak dengan minat yang cukup kuat," kata Batara.
Dengan berjalannya proses divestasi consumer banking, pihaknya juga tetap berkomitmen untuk mengembangkan bisnis institusional di semua negara yang masih beroperasi, termasuk Indonesia. "Proses divestasi ini tidak akan mempengaruhi komitmen kami kepada nasabah serta produk dan layanan yang kami sediakan," kata Batara.
NPL Citi Indonesia capai 3,3%
Citi Indonesia mencatatkan gross NPL sebesar 3,3 persen atau meningkat dari 2,8 persen pada tahun lalu. Sehubungan dengan kualitas kredit dari satu klien korporasi, Citi Indonesia yakin bahwa kualitas portfolio kreditnya tetap dalam kondisi baik karena penerapan asas kehati-hatian dalam manajemen resiko untuk mengatasi dampak dari pandemi.
Selain itu, perusahaannya juga terus memastikan kecukupan pencadangan kerugian kredit, di mana Citi Indonesia menjaga rasio Net NPL tetap rendah, yaitu sebesar 0,9 persen.
Citi Indonesia klaim likuiditas terjaga
Sementara itu, Citi Indonesia mengklaim likuiditas miliknya masih sangat baik dengan Lending to Deposit Ratio (LDR) sebesar 62,5 persen. Sedangkan untuk Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) sebesar 26,7 persen atau meningkat dari 26,5 persen dari periode yang sama tahun lalu.
"Kami telah berhasil melakukan berbagai terobosan dan inovasi di sisi institusional maupun consumer banking. Ke depannya, kami juga akan terus bertransformasi secara digital dan memutakhirkan berbagai layanan perbankan digital kami.” kata Batara.
Sedangkan untuk bisnis commercial bank juga masih membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 24 persen selama kuartal ketiga 2021, dibarengi oleh pertumbuhan kredit sebesar 14 persen.