Paylater Bank Makin Laku, Nilai Penyalurannya Capai Rp18 Triliun
Paylater multifinance hanya Rp7,81 triliun, naik 73%.
Jakarta, FORTUNE - Produk kredit buy now pay later (BNPL) atau Paylater milik Perbankan makin diminati oleh masyarakat. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyalurannya tembus Rp18 triliun hingga Juli 2024. Padahal, produk ini belum genap lima tahun diluncurkan oleh sejumlah perbankan.
“Per Juli 2024 baki debet kredit BNPL tumbuh 36,66 persen (yoy) menjadi Rp18,01 triliun, dengan total jumlah rekening 17,90 juta,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Senin (9/9).
Dian menambahkan, saat ini porsi penyaluran kredit paylater masih kecil di level 0,24 persen, namun terus mencatatkan pertumbuhan yang tinggi. Sedangkan untuk risiko kredit untuk BNPL perbankan turun ke level 2,24 persen di Juli 2024 dibandingkan dengan posisi Juni 2024 sebesar 2,5 persen.
Paylater multifinance hanya Rp7,81 triliun, naik 73%
Bila melihat data, nilai paylater di perbankan tergolong tinggi secara industri. Bahkan nilainya mampu menyaingi dan melampaui paylater di industri perusahaan pembiayaan atau Multifinance.
Direktur Ekonomi Digital Celios Nailul Huda menyebut, hadirnya paylater di perbankan hingga multifinance akan semakin meningkatkan kompetitif industri keuangan. ‘Kredit untuk pembelian barang ritel tengah menjamur dengan kehadiran paylater yang menurut saya menjadikan persaingan di bisnis multifinance tetap kompetitif,” kata Huda beberapa waktu lalu.
Untuk pembiayaan paylater di multifinance hanya sebesar Rp7,81 triliun pada Juli 2024. Meski demikian, pertumbuhannya sangat tinggi di angka 73,55 persen (yoy). Pembiayaan ini juga diimbangi dengan kredit macet atau NPF gross sebesar 2,82 persen atau membaik bila dibandingkan dengan posisi NPF Juni 2024 yang sebesar 3,07 persen.